Kamis, 24 September 2015

Tidak Bisa Berkurban (2)

Dear Allah lovers,

Apa arti berkurban bagimu ?

Di hari raya kurban tahun ini , aku serasa  mendapat sebuah pelajaran baru.

Seperti yang aku ceritakan di tulisanku kemarin, tahun ini aku tidak bisa berkurban. Aku terikat kontrak memberi pelatihan selama bulan Agustus - Oktober yang dana alat dan bahannya musti aku siapkan dulu, dan hingga saat ini  belum menerima uang pengganti yang nilainya puluhan juta, dan harus pula mempersiapkan beberapa pelatihan lagi ke depan yang nilainya juga puluhan juta ... 'ngempet ekonomi' ceritanya. Sampai Insan bilang , cara ibuk menabung sungguh spektakuler ..... hahahaha.

Bila aku baca di al quran tentang kurban, maka kurban itu dari binatang ternak. Dan yang kubayangkan adalah orang yang punya banyak ternak, lalu dia disyariatkan untuk berkurban dengan ternaknya . Ini bayangan orang awam , tapi bukankah al quran itu sesuatu yang mudah difahami meski buat orang awam sekalipun ?


[22:34] Dan bagi tiap-tiap umat telah Kami syariatkan penyembelihan (kurban), supaya mereka menyebut nama Allah terhadap binatang ternak yang telah direzekikan Allah kepada mereka, maka Tuhanmu ialah Tuhan Yang Maha Esa, karena itu berserah dirilah kamu kepada-Nya. Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang tunduk patuh (kepada Allah),

Dengan pikiran sederhana seperti itulah , aku dan suami memutuskan berkurban bebek ... ehm, jangan diketawain ya, bebekku itu jumlahnya puluhan , suamiku sedang trial memelihara bebek di belakang rumah , bila berhasil rencananya akan serius memelihara di kebun. Alhamdulillah dia berhasil , kata tetanggaku yang  sudah lama beternak bebek, bebek suamiku termasuk super.  Dan aku berniat untuk membaginya lewat Warung Ikhlas Malang , tentunya dalam bentuk mateng seperti biasanya .

Dan dengan pikiran yang sesederhana itu pula, kurasa kita bisa berkurban dengan apa saja , sesuatu yang  Allah rezekikan kepada kita , yang kita miliki dan kita cintai , sesuatu yang bila dibagikan kepada orang lain bermanfaat , diniatkan untuk mendekatkan diri kepada Allah. Simak cerita Habil dan Qabil , salah satu dari mereka adalah petani yang berkurban dengan tanamannya , sedang yang satunya peternak yang berkurban dengan ternaknya. Jadi berkurban itu tidak musti dengan hewan ternak kan ? Intinya sesuatu yang Allah rezekikan kepada kita, yang bila kita keluarkan untuk orang lain menjadi bermanfaat.

Yang menarik dari kurban yang berupa hewan ternak adalah prosesi penyembelihannya, kurasa mengandung pelajaran yang dalam. Bila berkurban itu menyembelih, tidak cukup hewan ternaknya saja yang disembelih, melainkan juga sifat-sifat kebinatangan kita, rakus , serakah , mau menang sendiri , egois , tendang sana tendang sini .... dll.

Yang lebih halus lagi adalah menyembelih sifat 'ngaku-ngaku', merasa diri menjadi penyebab. Merasa kaya dan berhasil karena kepintarannya , merasa sukses karena ilmu dan pendidikannya.  Semua itu harus dibersihkan , karena semua itu sumbernya dari Allah.  Inilah yang harus dibersihkan dengan penuh kesengajaan , karena kita biasanya suka lupa bila kemilikan sifat 'ngaku-ngaku' ini. Coba dicermati lagi hatinya.

Salam manis,

Innuri.


2 komentar:

  1. Sangat setuju bu.. Inilah memang esensi berqurban. Melepas kemelekatan kita terhadap apa2 yang kita miliki. Bukan festival penyembelihan

    BalasHapus