Kamis, 25 Juni 2015

Prasangka Baik Mengalahkan Doa ?

Dear Allah Lovers,

Bayangkan di suatu pagi yang sejuk karena hujan semalam, anda berjalan di sebuah taman yang dipenuhi pepohonan rindang dan bunga warna-warni.  Cahaya matahari lembut menembus pepohonan membentuk garis garis manis , damai dan sejuknya pagi membangkitkan bahagia.

Tiba-tiba kedamaian pagi pecah oleh sebuah suara 'gedubrak' , lalu disusul suara rintihan.  Andapun spontan menengok ke arah datangnya suara, ternyata ada seorang gadis kecil jatuh dengan sepeda mininya, lututnya berdarah , baju dan rambutnya kotor oleh tanah basah. Hanya ada anda seorang di tempat sesunyi itu.

Apa yang anda lakukan ? Apa yang orang sedunia lakukan bila berada di posisi anda ?

Pasti datang menolong si gadis kecil tadi, membantunya bangkit berdiri , memeluknya dan menenangkan tangisannya, mencoba mencari obat untuk lukanya, bahkan menggendongnya pulang ke rumahnya sambil menuntun sepeda mininya.

Apakah gadis kecil itu perlu berteriak kepada anda dan meminta anda untuk menolongnya ? Tidak , karena kecelakaan yang menimpanya sudah cukup untuk 'memanggil' anda datang padanya tanpa diminta. Karena kasih sayang anda membuat anda mendatanginya secara sukarela tanpa menuntut balasan.

Kasih sayang, itu adalah jawabannya.

Maka renungkanlah sahabat, sedangkan Allah itu Maha kasih sayang , seandainya kasih sayang  orang sedunia disatukan , itu tidak akan bisa menyamai kasih sayangNya, karena kasih sayang Allah itu tidak terdefinisikan luas dan dalamnya.

Maka mengapa ketika kalian dalam kondisi terpuruk masih meragukan pertolonganNya ?  Bahkan Dia Maha Tahu kondisi kita tanpa terlewat sedetikpun, lahir dan batin kita, bahkan seluruh sel-sel di tubuh kita adalah Allah yang menjaga dengan kasih sayangNya ?

Itulah yang disebut berprasangka baik kepada Allah.  Yakin bila Allah selalu tahu kondisi kita dan pasti mendatangkan pertolonganNya saat kita membutuhkan. 

Allah seperti yang kita sangka, maka bangunkanlah prasangka baik pada Allah. 

Sebuah doa yang disampaikan dengan kalimat-kalimat yang baik, tapi di dalam hati masih ragu dan khawatir , jangan berharap akan mudah terkabul.  Prasangka baik  lebih kuat dari doa semacam ini.

Sahabatku sayang,
Aku tuliskan semua itu berdasarkan pengalaman.  Sejak aku putus dengan dunia (baca tulisan  Aku dan Dunia, End ! ) , aku tidak lagi berdoa minta ini itu pada Allah, aku hanya berusaha memelihara keyakinan saja bahwa Allah selalu tahu keadaanku dan selalu tahu apa yang aku butuhkan.  Aku memurnikan keinginanku hanya untuk menyembahNya saja, aku hanya inginkan Allah, dekat denganNya, bicara denganNya untuk menyampaikan rindu dan cinta.

Aku tidak mau melibatkan urusan dunia untuk memberatkan ibadahku, aku percayakan semua urusanku pada Allah, dan aku datang padaNya 'sendirian' (tanpa membawa serta masalah dunia) dalam shalat dan ibadahku untuk bersyukur dan memujaNya.

Setelah ini aku lakukan, hasilnya sungguh luar biasa ! Rasanya aku sudah keluar dari 'penjara'ku selama ini, penjara yang aku ciptakan sendiri, seperti kupu kupu lepas dari kepompongnya.

Aku semakin memahamiNya hingga aku merasakan kasih sayangNya mengaliri sel-sel tubuhku.  Ini indah sekali !

Masalah masalah dunia yang dulu memberatkanku, seperti 'mengatur dirinya sendiri' untuk berjalan tertib dalam barisan yang cantik, mengalir begitu indahnya !

Kalian musti merasakannya, ini indah sekali !

Tapi pesanku, jangan dipaksakan, biarkan keimanan berjalan dengan sewajarnya.  Bila ingin berdoa, ya berdoa saja.  Bila ingin minta ini itu pada Allah, ya minta saja, itu tidak dilarang kok.  Tapi cobalah untuk melatih diri menyedikitkan keinginan, hingga nol dan yang tersisa hanya keinginan kepada Allah saja.

Selamat mencoba .

Salam manis,

Innuri.


5 komentar:

  1. Bu innuri, poin yg saya tangkap dr tulisan ibu kali ini adl bahwa mari kita tanggalkan smua keinginan (hasrat) duniawi yg berlebihan, larilah ke Allah sendirian, tnpa iming2 dpet apa-apa saat sdh berada deketNYA ini semata2 utk "bercumbu rayu" dg Allah saja, begitu nggeh bu?
    Nah, kesimpulan saya jadi menjalani hidup ini sebaiknya gak perlu mencatat goals (tujuan2 hidup yg ingin kita capai, entah pendidikan, karir, pasangan hidup dll), lalu pertanyaan saya skrg dimana letak ikhtiar (usaha nyata) kita sbg manusia dlm merealisasikan visi & misi hidup ini? bukankah Allah menganjurkan kita utk senantiasa ikhtiar lalu tawakal?

    BalasHapus
    Balasan
    1. mbak Yuni, aku pernah menulis soal ini , ada di tulisanku sebelumnya, sampai lupa aku judulnya apa .... hehehe .. coba search di blogku 'pasrah' .... aku gak bisa bantuin searching nih, inetnya lagi manja nih ...

      Hapus
    2. poin yang mbak simpulkan itu kurang benar .... , bercumbu rayu dengan Allah ? bukan seperti itu sih maknanya .... cinta dan rindu kepada Allah tidaklah seperti cinta dan rindu kepada makhluk .... cinta kepada Allah membuat kita dialiri cinta kepada makhlukNya, membuat raga ini bergerak karenaNya ... dan segala yang kita kerjakan di dunia ini untukNya saja .... semua berjalan menurut kehendakNya , pekerjaan yang kita lakukan , pasangan , anak , dll .... semua berjalan dengan skenario yang indah , lebih indah dari yang kita bayangkan .

      Hapus
  2. nah, ketemu, coba buka tulisanku 'Pasrah sejak dari Awal' , kutulis di bulan april 2013.

    BalasHapus
  3. Oh gt berarti pemahaman saya krg tepat, Alhamdulillah trmksh bu innuri, byk ilmu sya dpat dr tulisan ibu, barakallah bu.. smoga ibu ttp sehat agar tulisan2 ibu bisa saya baca2 lagi, ilmu lg hehe

    BalasHapus