Selasa, 16 Juni 2015

Aku dan Dunia, End ! (3)

 Menumbuhkan keinginan kepada Allah

Dear Allah lovers,

Pembahasan tentang 'Aku dan Dunia, End!'  masih berlanjut berhubung masih ada pertanyaan dari sahabat, di saat ramadhan tinggal sehari lagi.  Barangkali inilah PR dari Allah untuk kita  renungkan dan kerjakan di bulan ramadhan tahun ini, yaitu memurnikan penyembahan kita kepadaNya saja.

Kali ini pertanyaan yang mendasar sekali :"Bagaimana menumbuhkan keinginan kepada Allah saja?".

Kita musti menjawab dulu pertanyaan : Mengapa hanya menginginkan Allah saja ? bukankah ingin rumah, mobil , pasangan hidup , anak yang shaleh, cucu , menantu adalah sesuatu yang tidak diharamkan ?

Jawabannya adalah , karena bila kita menginginkan sesuatu selain Allah, semua itu hanya ilusi, semua pasti lenyap dan bila lenyap, maka kita pasti  bersedih, begitupun bila kita menginginkan tapi tidak kunjung memperolehnya, kitapun bisa merasa sedih.  Hanya Allahlah yang layak untuk kita inginkan, karena Allah selalu ada dan pasti tidak akan membuat kita bersedih, dan bila kita menginginkan Allah, maka Allahpun pasti menghampiri kita. Hanya Allah yang memberi kita happy ending.

Bila kita menginginkan sesuatu selain Allah, mereka sarat dengan keterbatasan, mereka hanya bisa menghadirkan dirinya sendiri untuk kita dengan waktu yang terbatas.  Tapi bila yang kita inginkan adalah Allah, maka Allah punya khazanah kekayaan yang tak terbatas yang disisiNya segalanya menjadi mewujud.  Jadi pilihan untuk memilih Allah saja adalah sebuah pilihan yang cerdas dan satu-satunya pilihan untuk hidup bahagia di saat hidup , mati dan sesudah mati.

Pertanyaan yang lebih sederhana : lebih enak mana, menginginkan pabrik atau sang pemilik pabrik ? Rasanya semua orang sedunia memilih pemiliknya bukan? Jadi lebih enak mana ; menginginkan makhluk atau pemilik makhluk? Ya jelas saja aku memilih pemilik makhluk dan penciptanya sekalian yaitu Allah. Bagaimana dengan kalian ?

Selain alasan-alasan di atas, untuk menumbuhkan keinginan kita kepada Allah, adalah dengan cara lebih mengenalNya, karena mengenal menumbuhkan cinta dan kerinduan. Mengenal Allah bisa lewat membaca al quran , atau dengan menghafalkan asmaul husna, dan harus dilanjut lewat pengalaman nyata.  Bila kita menyikapi segala peristiwa dalam kehidupan sebagai jalan untuk lebih mengenal Allah, maka jadi makin mudah dalam mengenalNya.  Eyang Syamsul'alam sering bilang :"Jadikan al quran itu nyata dalam kehidupan dan perbuatan Allah juga nyata bagi kita".

Yang lebih dalam menumbuhkan cinta, adalah interaksi 2 arah dengan Allah, adanya dialog antara kita dengan Allah, saat bisa merasakan jawaban-jawaban Allah, petunjukNya, kasih sayangNya yang Dia nyatakan dalam segala versiNya yang bisa kita lihat, dengar dan rasakan berupa kalimat-kalimat indah yang diantarkan oleh malaikatNya.  Bila sudah bisa merasakan hal ini, maka dunia dan seisinya menjadi tidak  menarik lagi, karena keindahanNya jauh melebihi semua itu.

Setelah menjatuhkan pilihan hanya menginginkan Allah, langkah selanjutnya adalah mengamati pergerakan hati, karena memilih Allah itu adalah perbuatan hati, tidak cukup di niat, apalagi cuma di perkataan. Di hati kita ada 'perlombaan' antara dominasi asma Allah dan segala sesuatu selainNya, bayangkan itu seperti sebuah grafik. Amati, apakah keyakinan kepada Allah dengan segala sifatnya  masih berada di titik teratas ? ataukah segala problema hidup yang menjadikan hati kita begitu berat dan nelangsa ? ataukan kecintaan pada suami , anak-anak dan lainnya yang lebih menguasai hati ?

Tandanya bila hati sedang dikuasai oleh iman kepada Allah, adalah hati yang tenang dan damai, pasrah dan bahagia.  Bila hati galau, sedih, khawatir dan semacamnya , maka ini pertanda harus mengembalikan arah 'jarum' hati ke titik yang benar, yaitu Allah.

Meskipun 'efek samping' dari segala yang aku uraikan di atas adalah kemudahan-kemudahan dari Allah, keajaiban pertolonganNya dan segala hal yang amat indah, tapi jangan menjadikan kemudahan dan keajaiban ini sebagai tujuan.  Saat Allah bersama kita, mendampingi , berdialog , memberi semangat , itulah saat-saat yang teramat indah di dunia ini.

Semoga bermanfaat.
Jangan ragu untuk bertanya bila ada yang masih kurang faham, pertanyaan kalian  (yang sering tak terpikir olehku) kadang membuat penjelasan jadi lebih dalam dan luas.

Salam manis.

Innuri.

5 komentar:

  1. Alhamdulillah, serasa dicerahkan dgn penjelasannya, trims bu innuri, di tunggu artikel berikutnya..

    BalasHapus
  2. mba innuri yang berbahagia, saat baca artikel 1, saya mencoba untuk pasrah atas permasalahan saya, dan memang rasanya plong sekali.tapi ko tdk bertahan lama ya.saat dihadapakn yang mba innuri sebut kepepet finansial, lah ko jadi khawatir lg. itu bagaimana ya mba, saat saya ditanya selama ini siapa yg kamu sembah? saya jwb ya pasti Allah. tp saya bingung apa ada yang salah ya dengan ibadah saya shg Allah memberikan ujian ini (yang saya anggap sbg hukuman atas dosa2 saya) dan tiba2 sya merasa Allah tidak bersama saya,jauh sekali. pdhal sya sdh mencoba dgn salat tepat waktu, salat malam, baca quran, mengaji. mohon pencerahanya. bagaimana ibadah yg benar. terima kasih. maaf curhat.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Karena jawabannya panjang, aku jawab di tulisan saja ya mb Dwi , inshaAllah.

      Hapus
    2. makasih banyak mba Innnuri, mau kasih penjelasan. semaikn mencoba mengerti malah semakin sulit mengerti. semoga ALLAH kasih pemahaman ysng lebih bak. amin

      Hapus