Sabtu, 09 Mei 2015

Kematian itu .....

dan diapun menyerah dengan peristiwa yang tidak bisa dimajukan atau dimundurkan
berjalan  dia tanpa menengok air mataku

maka bernyanyilah gerimis di pipi
pilu tak mampu menahan

kepergianmu

Dear Allah lovers,

Ibuku tersayang meninggal hari minggu tgl 3 mei , seminggu yang lalu.  Alhamdulillah ibuk meninggal dalam keadaan yang baik , beberapa bulan teakhir ibu 'bau bayi' , dari bau nafasnya sampai bau tubuhnya.

Ibu dimakamkan disamping makam bapak dan nenek , sebuah akhir yang indah. 

pemandangan yang terlihat dari makam begitu indahnya, hawa sejuk dikelilingi gunung membiru

"Kematian itu kondisi yang stagnant", begitu kata eyang Virien pada suatu kesempatan setelah usai ngobrol dengan salah seorang ibu pelangganku yang curhat karena suaminya berselingkuh.  Si ibu terlihat begitu sedih dan hancur.

"Bila dia meninggal dalam keadaan seperti ini, jelas masuk neraka", kata eyang sesaat setelah si ibu berpamitan.

"Gitu ?? Padahal orangnya rajin beribadah, dzikir, shalat tahajud", kataku.  Dan eyang cuma tersenyum, membiarkan aku berpikir dan mencerna kalimatnya.

Yak ! Eyang benar.  Orang yang meninggal dunia dalam keadaan sedih dan hancur adalah orang yang hanya melihat kehidupan ini dari sisi negatifnya, mengabaikan pemberian Allah yang lain, karunia dan rejekiNya yang amat besar.  Ini adalah orang yang tidak bersyukur, artinya orang yang kufur nikmat, dan tempat orang yang kufur adalah di neraka.

"Itulah makna khusnul khatimah, akhir yang baik.  Saat terakhir adalah saat yang menentukan dan itu berlangsung tetap", kata eyang lagi.

Itulah perjuangan kita, menjaga perasaan selalu dalam rasa syukur.  Orang yang bersyukur pasti orang yang bahagia.  Tak cukup dengan kata-kata :"Aku sudah bersyukur dengan kehidupanku", sementara dalam hatinya merasa nelangsa,  bila kondisinya seperti itu, berarti dia belum bersyukur. Tandanya orang yang bersyukur adalah orang yang di dalam hatinya penuh perasaan ikhlas dan bahagia.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar