Sabtu, 22 Maret 2014

Karena dia milik Allah


Tumben banget nih, Aden bisa kutahan untuk berada di Malang berminggu minggu. Dia kan lebih suka berada di Bandung mengurus komunitas manga-nya 'Next Heaven'.  Sampai rasanya aku mendapat bonus istimewa dari Aden dengan kepulangannya kali ini.

Berminggu-minggu melewati kebersamaan dengan Aden, Insan dan Alni, hampir setiap malam bermain bridge dengan mas Hary dan anak-anak. Akupun jadi semangat di dapur membuat kue kesukaan mereka.

Aden pulang setelah aku ajak ke pernikahan besanku di Yogya, dia ke Bandung naik bis malam dari terminal Yogyakarta.


mengantar Aden pulang ke Bandung di terminal Yogyakarta

Ingin aku katakan padanya :" Terimakasih sudah memberi kebahagiaan buat ibu selama beberapa minggu ini dan selama menjadi anak ibu ".  Tapi rasanya itu kata-kata yang terlalu novel .... hehehe.  Tapi aku pernah bilang padanya :"Terimakasih sudah menjadi anak ibu", dan dia jawab :"Terimakasih sudah menjadi ibunya Aden". .... hmmm.

Dulu pernah aku mendapat angin segar gara-gara Aden mendapat tawaran untuk jadi dosen di sebuah universitas negri di Malang. Tugas Akhir kuliahnya yang merupakan temuan baru di dunia informatika telah membuatnya terpilih mendapat tawaran itu. 

Dengan penuh semangat aku komporin dia untuk menerimanya, aku bilang dengan menjadi dosen, dia bisa punya banyak waktu untuk menggambar, padahal alasan tersembunyinya ya ingin dia kembali ke Malang.  Tapi aku kecele ... hehehe, alasanku tidak diterima dan Aden tetap melaju ke Bandung.

Mungkin seluruh ibu di dunia sama denganku, inginnya selalu dekat dengan anak-anak, inginnya selalu mencium bau mereka setiap hari, inginnya selalu melihat mereka setiap hari. Bahkan walau sudah kumisan dan jenggotan, mereka tetap terlihat imut dan lucu yang masih pantas di'kudang' dan diciumi.

Kadang untuk menghibur diriku sendiri, aku merasa mereka adalah 'pecahan' diriku, dimanapun mereka berada, disitu pasti ada aku walau kenyataannya aku berada jauh, dimanapun mereka bahagia, aku pasti turut merasakan bahagia. Aku selalu bersama mereka dengan doa dan cintaku.

Saat mengantarnya di terminal Yogyakarta.  Aku seperti sedang mengantar Aden terbang ke masa depannya. Karena dia milik Allah, maka kemanapun dia pergi dan berada, itu adalah kehendak Allah.  Walau secara lahiriyahnya Aden yang memutuskan, tapi Allahlah yang menggenggam hatinya dan menentukan arahnya.

Beberapa hari yang lalu aku punya feeling, dia bakalan meraih sukses besar.  Walau aku tidak bisa membaca sukses dari arah mana, tapi biasanya feelingku benar.

"Sukses itu adalah detik dimana kita bisa mempersembahkan hidup ini untuk Allah" , itu adalah pesan untuk anak-anakku.  Kata-kata itu pula yang aku tuliskan di atas tanda tanganku, saat seorang mahasiswa Yogyakarta meminta tanda tangan di bukuku "Menciptakan Keajaiban Finansial".

Karena dia milik Allah, maka aku mengajaknya menjalani hidup untuk Allah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar