Rabu, 30 Januari 2013

Jangan Serakah

Pagi-pagi buka twitter, pas baca tweetnya seorang teman, bunyinya gini : Kesengsaraan terbesar ditimbulkan oleh keserakahan.  Apa yang terselip di hati saat membaca kalimat ini?  hmm ... hmmm ..... Indah mau jujur saja, aku berasa 'kena deh !'  Anda ???

Kenanya aku karena kemarin  ............aaah, gak jadi deh, malu aku ceritakan .....Oh ya, yang bisa aku ceritakan tentang keserakahan kecil tapi bikin badan besar ..... hehehe, itu tuh , serakah sama makanan, apa saja dimakan, kalau gak kekenyangan gak mau berhenti ..... biarpun makanan yang dimakan halal, kalau berlebihan ya tetap saja gak boleh dan tetap aja bikin sengsara, minimal kabotan awak ... Allah ampuni dan bantu aku bisa mengendalikannya.

Serakah yang umum terjadi, kalau kita ingin meminimaliskan keuntungan orang lain dan menggedekan keuntungan diri sendiri ..... ini kadang kita gak sadari loh ! Maunya, diri sendiri yang untung gede, sedangkan orang lain sedikit.  Contoh kecilnya dalam jual beli, kadang pembeli nawarnya gak masuk akal sampai pedagangnya  enggan menjawab, atau malah penjualnya yang ngasih harga ketinggian, kalau pembelinya tahu sih masih ditawar, la kalau pas ketiban  pembeli yang gak tahu harga dan gak suka nawar, jadi kasihan dong pembelinya.

Sesuatu yang tidak adil biasanya terjadi karena ada 'makhluk angkasa luar' yang namanya 'serakah' duduk manis disitu.  Serakah ini terjadi karena manusia terbiasa berpikir bahwa yang perolehannya lebih banyak itulah yang paling bagus, paling berhasil dan paling sukses.  Lupa deh sama yang namanya berkah dari Allah, sedikit tapi berkah itu lebih bagus daripada sedikit tapi gak berkah ..... eh, ....  maksudnya lebih bagus daripada banyak tapi gak berkah.

Siapa yang bilang banyak itu lebih bagus? kalau banyak kutunya? banyak ketombenya? banyak jerawatnya? banyak hutangnya? ..... aaah  ahahaha.

Makanya al qur'an mengajari kita bersikap adil, dalam hal apa saja.  Juga dalam bekerja sama antara teman, antara bos dengan karyawan, antara pemerintah dan rakyat, antara orang tua dan anak,  ....... dll.

Tidak serakah itu membawa berkah, senang bila lihat orang lain senang, bahagia bila lihat orang lain juga bahagia.  Saudaranya tidak serakah itu suka mengalah.  Mengalah memang membawa keberuntungan.  Aku mau cerita, ini kisah nyata dan terjadi di bumi .... hehehe.

Gini ceritanya, ada 4 orang bersaudara yang masing-masing sudah mendapat bagian rumah dan tanah dari orang tuanya. Tapi salah satu diantara mereka berempat, sebut saja si A,  merasa bahwa pembagiannya tidak adil lalu memprotes keras kebijakan orang tuanya.

Melihat kedua orang tuanya bersedih, seorang anaknya yang lain, sebut saja si B, dengan ikhlas mengembalikan separuh bagiannya kepada kedua orang tuanya agar bisa diberikan kepada si A.

Keikhlasan hati si B menuai balasan yang berlipat ganda dari Allah.  Tak lama setelah kejadian itu, dia malah bisa membeli kebun yang jauh lebih luas, 15 kali lebih luas dari yang dia peroleh dari orang tuanya.

Makanya, jangan serakah ya !!!

Sabtu, 26 Januari 2013

Pertolongan Allah

Pernah merasakan pertolongan Allah ? Silahkan menjawab : pernah, sering, kadang-kadang atau selalu merasa mendapat pertolongan Allah.

Aku harap jawabannya adalah selalu merasa mendapat pertolongan Allah  Bila ini jawaban jujur yang keluar dari hati anda, sudah bisa dipastikan bahwa anda adalah orang yang selalu bahagia dan selalu merasa bahwa kehidupan ini dilimpahi kasih sayang dan rahmatNya.  Anda adalah orang yang sudah Allah cabut rasa sedih dan khawatir, selamat!!!

Pada umumnya orang menganggap pertolongan Allah itu adalah hal yang menyenangkan saja.  Contohya : pas sakit diberi sembuh, pas gak punya uang dikasih uang, pas terlilit hutang mendapat uang banyak hingga terlunasi semua hutang, pas kejepit pintu ada yang datang membantu melepaskan , ...... dll dll.

Jarang orang merasakan pertolongan Allah saat hidupnya dihimpit kesulitan, dia merasa pertolongan Allah belum datang sebelum himpitan itu lepas, dia jadi nunggu-nunggu, bilakah pertolongan Allah datang? padahal bisa jadi pertolongan Allah itu sedang digenggamnya.

Bisa jadi pertolongan Allah itu justru saat kita sedang kejepit, karena sakitnya terjepit menggugurkan dosa-dosa, bila perasaan kita ikhlas, maka ikhlas itu menambah pahala dan kebaikan, lalu sakitnya kejepit juga menuntun hati kita untuk memahami betapa rasa sakit itu Allah ciptakan agar manusia tidak sombong dan selalu tunduk patuh padaNya.  Lalu terbangun rasa takut di hati akan siksa Allah yang melebihi sakitnya kejepit, semua ini membuat kita takut melanggar aturanNya.  Doa-doa yang kita lantunkan saat kejepit juga membuat kita dekat dengan Allah dan menambah kebaikan buat kita.

Hmmm ...... faham kan sekarang ?  Coba sekarang tengok kehidupan kita, apa saja persoalan yang sedang menjepit saat ini?  Masih merasa pertolongan Allah belum datang ?

Jangan lagi merasa terbebani dengan persoalan-persoalan kehidupan ini, ikhlas saja, bisa jadi itu adalah pertolongan Allah.  Yaaa bila kita mengijinkan Allah menolong kita , maka biarkan Dia mengatur hidup kita, bukan kita.  Kita tinggal menjalani saja dengan ikhlas, pasrah dan lakukan yang terbaik.

Jumat, 25 Januari 2013

Orang Pintar vs Orang Bedjo

 Orang pintar kalah sama orang bedjo, gitu kata iklan, benarkah ?

Bener banget kukira, yang gak bener mungkin pemahaman orang akan arti bedjo itu sendiri.

Bedjo adalah kata dalam bahasa jawa, yang artinya beruntung.  Kalau aku bayanginnya seperti beruntungnya si Untung dalam kisah kartun Donald bebek, yang ketemu sama hal apa saja selalu mujur dan selalu bernasib baik.  Mungkin beginilah yang dibayangkan orang-orang kebanyakan.

Kebanyakan orang menganggap keberuntungan itu suatu hal yang kebetulan, begitupun nasib baik yang seolah-olah tak ada hubungannya dengan ikhtiar. Seperti suatu yang jatuh dari langit begitu saja.  

Tapi beruntung sama sial itu bedanya tipis banget, coba bayangkan orang yang berada di bawah pohon durian, lalu ada durian yang sudah mateng jatuh.  Dia bisa beruntung bila jatuhnya pas di hadapannya, kalau jatuhnya pas di kepalanya ? ..... wah langsung sugih deh dia, sugih borok .... hehehe

Jadi pengertian beruntung itu tuh yang musti kita kembalikan ke Allah, biar gak salah kaprah. Banyak ayat di al qur'an yang menjelaskan definisi orang yang beruntung, ini salah satunya, simak :

Qur'an S Al Baqarah [2:2] Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa,


[2:3] (yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib, yang mendirikan shalat, dan menafkahkan sebagian rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka.


[2:4] dan mereka yang beriman kepada Kitab (Al Qur'an) yang telah diturunkan kepadamu dan Kitab-kitab yang telah diturunkan sebelummu, serta mereka yakin akan adanya (kehidupan) akhirat.


[2:5] Mereka itulah yang tetap mendapat petunjuk dari Tuhan mereka, dan merekalah orang-orang yang beruntung.

Kalau menyimak ayat ini, orang yang beruntung dengan orang yang sial itu beda jauuuuuh .... untuk menjadi orang yang beruntung diperlukan usaha yang berkesinambungan (istiqamah), perlu kesabaran, butuh ilmu dan pengorbanan juga, dan usaha untuk memperbaiki diri.

Tapi orang yang beruntung versi Allah ini beruntungnya sungguh luar biasa beruntung, karuniaNya sungguh gak kebayang, gak sekedar dapat durian runtuh, melainkan juga bidadari runtuh, istana, surga yang luasnya seluas langit dan bumi, surga yang mengalir di bawahnya sungai sungai ..... Segala keberuntungan menjadi sempurna disini.

Ya, tapi untuk memperoleh keberuntungan yang besar ini kita musti 'bayar harga'nya, simak ayat tadi, apa saja yang musti kita lakukan untuk menggapai keberuntungan itu. Hmmm.... pinter !! yaitu : beriman pada yang ghaib, mendirikan shalat, menafkahkan sebagian rejeki, beriman pada kitab Allah, beriman pada akhirat.

Siap????

Kamis, 24 Januari 2013

Jangan Berpijak Di Atas Ilusi

Dunia itu ilusi, kata orang bijak ..... betul, karena al qur'an juga bilang dunia ini adalah permainan dan senda gurau , maksudnya ada kehidupan yang lebih real, lebih 'wanted' daripada sekedar main-main.  Makanya jangan ketipu sama dunia, ini hanya menunjukkan kebodohan kita.  Trus ..... ?

Aku sendiri gak ngerti bener apa sih yang dimaksud dengan ilusi apalagi ungkapan 'dunia itu hanya ilusi'.  Aku malah jadi ingat sama seorang selebritis ,Dedy siapa tuh ... Dedy corbuzer apa ... ya pokoknya ada zer zernya gitu .... hehehe. Dia seorang ilusionist katanya, orang yang pandai menciptakan ilusi atau tipuan, dengan kata lain dia itu penipu .... tapi kita merasa terhibur ditipunya .... 

Di tengah ketidak mengertianku akan makna 'dunia itu hanya ilusi', kadang Allah memberiku pengertian juga, jadi kadang ngerti kadang nggak, seperti suara yang terdengar dari kejauhan, hilang timbul.

Kadang aku merasa bahwa dunia ini memang paduan antara alam ilusi dan alam nyata, atau seperti alam nyata yang terbungkus ilusi, baurannya begitu sempurna hingga yang terlihat hanya ilusinya. Yaaa, yang terlihat justru yang ilusinya, sedang yang nyatanya malah susah ditangkap. Hmmm .... bingung kan? 

Saat kita hanya melihat dunia dari ilusinya, energi dan waktu kita banyak tersedot oleh persoalan-persoalan di dalamnya, jadi nggak kelihatan yang bukan ilusinya.  Nah saat kita bisa menembus alam ilusinya, barulah kelihatan keindahan nyatanya. Ya tentunya keindahan nyatanya lebih menarik bila dibandingkan dengan ilusinya, ya kan?  Makanya jangan berpijak di atas ilusi, ini sesuatu yang amat melelahkan.

Kita tahu ilusi merupakan suatu tipuan, jelas sekali tipuannya, semua orang tahu bakalan mati, tapi banyak yang gak mikirin kematian, semua orang tahu bahwa harta ini tidak kita bawa mati, tapi banyak orang memburunya dan menumpuk-numpuknya.

Contoh-contoh tipuan dunia ini bisa kita persempit dan kita perhalus .... setiap hal yang kita temui yang membuat kita terseret emosi atau terjebak dalam pemikiran, perasaan atau perilaku yang salah itupun tipuan.

Contoh-contoh tipuan dunia ini sering aku bahas di tulisan-tulisanku sebelumnya, silahkan dibuka buka lagi.

Biar nggak terjebak dalam ilusi, ini pengalamanku saat ini, jangan mudah tertipu oleh kenyataan, fokus pada Allah saja. Yang terlihat buruk belum tentu buruk, yang terlihat baikpun kadang menyembunyikan 'bom waktu'.  Hal-hal yang terlihatnya manis kadang cuma alat untuk mengalihkan perhatian kita dari keindahan dekat dengan Allah.

Tandanya bila kita masih mudah tertipu dunia adalah kita gampang sedih dengan peristiwa kehilangan, sakit, dll .... dan mudah gembira dengan melimpahnya materi, kesempatan, dll .......

Untuk bisa bersikap (sikap lahir dan sikap batin) yang biasa-biasa  saja dengan aneka peristiwa kehidupan memang perlu latihan, perlu menata alur pikiran yang membuat batin kita selalu nyaman dan enak dengan pahit manisnya peristiwa yang terlihat.

Selama ini orang cenderung memahami bahwa peristiwa yang terlihatlah yang mempengaruhi perasaan dan pemikiran kita, contohnya : bila ada keluarga yang sakit maka membuat kita jadi sedih dan pikiran sumpek. Ini adalah hukum kausalitas yang terbalik, yang menganggap bahwa alam ilusi mempengaruhi 'alam real'.

Padahal yang bener itu : pikiran dan perasaan yang benar dan luruslah yang membuat keluarga kita sehat. Inilah kebenarannya, 'alam real' mempengaruhi alam ilusi.

Trus kapan dong boleh merasa sedih? Yaaa.... saat kita jauh dari Allah, hanya ini yang boleh membuat kita sedih.  Inilah 'isi' kehidupan, segalanya dikendalikan dari sini, karena Allahlah Yang Maha Mengendalikan Kehidupan.  Dengan kata lain, bila ingin mengendalikan kehidupan, maka 'masuk'lah dalam 'sistem kendali'nya, masuklah dalam sistem kebijaksanaan Allah.  Biarkan Allah berteman dengan kita, agar Dia  mengajari dan menuntun kita bagaimana 'menciptakan kehidupan'.

Masih bingungkah dengan penjelasanku? Memang boleh banget bingung, mumpung bingung gak ada pajaknya ..... hehehe .... Semua ini baru bisa dimengerti dengan menjalankannya.

Langkah pertama, ikhlaslah dengan segala peristiwa dalam kehidupan, ikhlas 1000 %, jangan terpengaruh dengan suka duka dan hingar bingar kehidupan, selalu nyaman dan bahagia saja dengan apapun yang terjadi.

Selanjutnya selalu berbuat baik dan merespon segala hal dengan sikap terbaik kita.  Sikap terbaik itu contohnya minta ampun / istighfar, sabar, memaafkan, membantu orang dengan bantuan lahir batin, bantuan lahir berupa memberi pertolongan materi atau non materi (nasehat, senyuman, menjadi pendengar yang baik, dll) bantuan batin berupa doa. Pokoknya lakukan sebanyak mungkin kebaikan dengan penuh ketulusan hati dan kasih sayang, jangan melakukan kebaikan tapi hati ngedumel. Musti sinkron antara perbuatan lahir dan batin.

Dua hal yang aku uraikan di atas bisa jadi kekuatan besar untuk 'masuk' dalam 'sistem kendali'Nya.  Lalu perlahan lahan pemahaman kita akan tertuntun, bahwa yang 'menciptakan' sesuatu yang gemebyar (ilusi) di alam semesta ini adalah sesuatu yang halus di 'alam real'.  Yang kita lihat jadi kebalik sekarang, ternyata dunia ini adalah ilusi yang terkendali dari 'alam real'.

Aku meletakkan frasa 'alam real' dalam tanda kutip dan bercetak miring, karena yang kumaksud alam real disini justru alam yang kita tidak melihatnya kecuali dengan mata batin yang tersucikan.  Dengan kata lain, dunia yang kelihatan oleh mata kita dengan segala keindahan dan kesemrawutannya ini adalah alam ilusi, sedangkan alam realnya adalah sesuatu yang justru tidak kelihatan, tapi mengendalikan seluruh isi dunia dengan ijin dan hukum Allah.

Manusia sering tidak menyadari bahwa dirinya sendirilah yang mengendalikan kehidupannya, inilah yang membuat manusia sering menyalahkan takdir, alam, bahkan menyalahkan Tuhan.  Unsur manusia yang tidak kelihatan yang berupa perasaan dan pemikirannya itulah yang mengendalikan hidup yang kelihatan.  Jadi fokuslah ke dalam, benahi diri dari dalam, inilah yang menciptakan kenyataan yang terlihat dengan ijin dan hukum Allah.

Tuntunan lahir batin di dalam kitab suci itulah yang merupakan panduan kita untuk keluar dari alam ilusi, lalu masuk dalam alam real dan menyaksikan betapa dasyat kekuatannya, betapa seluruh kehidupan ini di bawah kendali 'alam real' yang selama ini kita sering mengabaikannya.

Perjalanan kita untuk keluar dari 'alam ilusi' ini memang membutuhkan waktu dan tuntunanNya.  Kadang Allah 'menggiring' kita  untuk masuk ke 'alam real' dengan perantaraan berbagai ujian dan cobaan yang tidak manis.  Ujian dan cobaan itulah yang membuat kita memahami semua itu, jadi berterimaksihlah kepada ujian dan cobaan.

Akupun sedang belajar memahami semua hal yang aku tulis ini dengan perantaraan anakku Insan terbaring di RS kena DB, sementara ayahnya juga KO kena flu berat, alhamdulillah gantengku Aden pulang ...... banyak hal kuhadapi saat ini ......  Ujian dan cobaan yang kurasa berat ini telah menuntunku memahami kesalahan-kesalahanku dan juga pelanggaran-pelanggaran yang telah aku lakukan pada ayat-ayat Allah.  Akulah yang telah 'menciptakan' Insan dan suamiku sakit tanpa aku menyadarinya ..... Hmmm ..... bagaimana penjelasannya yaaa, itu merupakan rahasia hati antara aku dengan Allah ....


Selasa, 22 Januari 2013

Menjadi 'The Right Man On The Right Place'

Seorang sahabatku curhat tentang pekerjaannya, dia merasa menjadi 'the wrong man on the wrong place'.  Dengan segala potensi yang Allah berikan padanya, dia merasa pekerjaan yang dia jalani terlalu simple, kurang menantang, tidak ada jenjang karier yang bisa ditempuh.  Semua ini membuatnya merasa tidak nyaman dan selalu gelisah, tapi juga tak kunjung menemukan pekerjaan baru seperti yang diangankannya.

Baiklah, coba Indah urai satu persatu benang kusutnya ya.  Coba benahi dulu hal-hal seperti aku jelaskan di bawah ini.

Nilai dari suatu pekerjaan

Coba jawab dulu, apa nilai pekerjaan bagi anda?  Sebagai tempat untuk mencari nafkah/materi/uang ? sebagai tempat untuk mengaktualisasikan diri? Sebagai tempat untuk membuktikan kepada semua orang bahwa anda mampu? untuk menuruti permintaan orang tua? sebagai tempat anda mengabdi kepada nusa dan bangsa? sebagai alat kita mengabdi pada Allah ? ....... yang mana pilihan anda? atau anda punya pendapat lain?

Baik.  Sekarang apa maksud Allah menyuruh kita bekerja? untuk mencari karuniaNya, untuk mendapat keridhaanNya dan untuk bersyukur kepadaNya.  Semua ini tertulis di al qur'an dan aku sering membahasnya. 

Hmmm ..... jadi anda akan mendapat masalah bila tujuan anda bekerja bukan seperti tujuan Allah menyuruh kita bekerja.  Nilai sebuah pekerjaan bukanlah saat pekerjaan itu bisa memberi ruang kepada kita untuk jenjang karier dan lain sebagainya ..... tapi letaknya pada adakah ridha Allah di dalamnya?

Jadi bersyukurlah dengan pekerjaan anda, karena ini adalah pemberianNya, dan carilah karunia Allah, hingga di pikiran anda bukan lagi bekerja untuk mencari uang, atau untuk mencari karier.

Anda boleh gelisah dan boleh merasa tidak nyaman dengan pekerjaan anda, saat anda sudah tidak lagi bisa menemukan ridha Allah, rasa syukur dan saat pekerjaan itu menghalangi anda untuk mengingat dan dekat dengan Allah.

Satu point ini benahi dulu di pikiran dan hati anda, luruskan niat dalam bekerja.

Benahi Prasangka

Allah sangat tahu kondisi kita, hambaNya, jadi Dia sangat tahu dimana menempatkan kita.  Apapun yang terjadi hari ini, ini adalah pemberianNya dan ini adalah yang terbaik menurutNya.  Jadi ikhlaslah, pasti Allah punya maksud yang kita belum bisa nangkep

Allah tahu kok anda cerdas dan punya banyak potensi ..... tapi Allah juga tahu kekurangan anda dan bagaimana memperbaiki kekurangan itu.  Mungkin di pekerjaan inilah kekurangan itu bisa disempurnakan.

Menurut Indah niiiih, kecerdasan atau kemampuan apapun di bidang intelektual itu tidak cukup.  Anda perlu punya ketulusan hati dan keikhlasan menjalani pekerjaan.

Cobalah lebih tulus pada semua orang, pada atasan, bawahan, pelanggan, dan segala hal yang anda temui.  Ketulusan yang dibangun dari hati yang penuh kasih.  Contohnya bila ada teman mendapat masalah, doakanlah dari hati yang tulus, lalu berikan perhatian yang keluar dari hati anda.  Bahkan berdoalah agar tempat kerja anda bisa menjadi ladang ibadah bagi seluruh pegawai, termasuk anda tentunya.

Melakukan kebaikan

Kunci melewati berbagai peristiwa dalam hidup ini adalah berbuat baik, ini hasil interaksiku dengan surat al mulk ayat 2.  Jadi dalam kondisi apa saja dan dalam kesempatan apa saja, lakukan kebaikan dan lakukan dengan hal terbaik yang kita bisa.

Kebaikan menyingkirkan duri dari jalan saja mempunyai nilai yang besar di hadapan Allah, jadi sekecil apapun selalu ada nilainya bila dilakukan dengan tulus karena Allah.  Hal besar atau kecil, bila itu kebaikan, lakukan saja tanpa ragu.  Mungin sekedar memungut sampah di lantai dan menaruhnya di tempat sampah, merapikan meja kerja, mengucap terimakasih kepada OB, ...... banyak sekali kesempatan berbuat baik, lakukan dengan sengaja karena Allah.

Satu lagi kebaikan yang sering disebut di al qur'an yaitu memberi makan fakir miskin.  Mulailah dari lingkungan terdekat kita, mungkin dengan membelikan beras untuk cleaning service di kantor,  bila ada saudara atau tetangga yang kurang mampu bisa sering-sering dibawakan oleh-oleh makanan.  Setelah lingkungan terdekat beres, baru meluaskan wilayah ke tempat lain, bisa pengemis, tukang becak, pemulung, gelandangan, dll dll.

Nyaman dengan  segala kondisi

Bila hal yang aku uraikan di atas bisa anda jalankan, hasilnya adalah anda akan merasa nyaman dengan kondisi anda.  Bila anda ingin mendapatkan pekerjaan yang lebih baik, itu manusiawi dan sah-sah saja, tapi itu bukan alasan untuk tidak bersyukur dan tidak ikhlas dengan kondisi saat ini.

Apapun yang terjadi, ini adalah proses yang musti di tempuh, maka nikmatilah perjalanan ini. Seorang ahli syukur adalah orang yang ahli menikmati proses

 Biarkan Allah yang mengatur

Bila punya mimpi, pasrahkan saja kepada Allah dan ijinkan Dia mengatur skenarionya, yang kita lakukan tinggal menjalaninya dengan penuh rasa syukur.

Persembahkan hidup dan pekerjaan kita kepada Allah saja, jadilah agen untuk misiNya.  Bila ini sudah tersetting di hati dan pikiran kita, kita akan selalu enjoy saja dengan hidup ini, dan kita akan selalu merasa menjadi 'the right man on the right place'.

Salam manis, moga bermanfaat yaaa.

Minggu, 20 Januari 2013

Mata Oh Mata

"Yang menarik darimu adalah mata kamu ", kata seseorang padaku.  Aku ketawa lebar dan membelalakkan mataku yang kecil, dengan bulu mata yang pendek lurus gak ada lentik-lentiknya. Saking pendeknya bulu mataku, sampai gak bisa dijepit pakai pelentik bulu mata, bisa-bisa yang kejepit malah kelopak matanya.

"Tatapan mata kamu lembut .......", lanjutnya ..... oh.

Astaghfirullahaladziiim , Allah ampuni, dulu aku pernah merasa mataku kurang lebar, jadi gak bisa nyledet pong *)  dengan benar, ternyata ......

Kayaknya banyak juga orang, teristimewa wanita yang secara gak sengaja protes dengan bentuk matanya.  Ada yang merasa kurang lebar, terlalu lebar, terlalu kecil kelopak matanya, terlalu pendek bulu matanya, dll dll.  Hmm ... sekarang jangan lagi ya, karena ...

Kemarin aku kedatangan tamu seorang teman.  Wajah dan kulitnya bersih nan cantik, matanya menawan berhiaskan bulu mata palsu, eye shadownya terlihat natural, jadi mirip boneka barbie .....  Kalau dijejer sama aku pasti kayak lampu neon sama lampu teplok, lah akunya gak suka merias diri seperti itu, pakai bedak aja jarang .... Tapi coba tanya suamiku siapa yang lebih cantik, pasti dia jawab aku ..... hahaha.

Bulu mata palsunya  bikin aku ingat seorang penyanyi yang gak sengaja kulihat di tivi, katanya dia selalu memakai bulu mata palsu anti tsunami dan anti badai katrina .... hehehe.  Ya aku percaya banget, mungkin kalau ada tsunami, bulu matanya selamat, orangnya kemana ya .....

Mata adalah jendela jiwa, itu kata-kata bijak, kukira bener juga.  Lihat mata orang yang marah, ngeriiii ..... lihat mata orang yang jatuh cinta, mata orang yang benci, dendam, sakit hati ...... Lihat tatapan mata seorang kekasih kepada orang yang dicintainya, tatapan mata ibu kepada anaknya, tatapan mata boss melihat kesalahan yang dibuat karyawannya, tatapan mata kosong orang yang melamun  ..... huuuuu ....

Mata itu gak bisa bohong, ........ bener sekali.  Waktu aku duduk di sekolah menengah, seorang temanku bilang :" Indah,  B tuh naksir kamu".
"Ah masa? orang sikapnya biasa-biasa saja kok", kataku.
"Ya, tapi cara dia menatapmu itu ..... ".
"Oh .... iya? masa ?", kataku blo'on.

Ketika aku kenalkan suamiku pada seorang temanku, dia bilang begini :" Suamimu orang yang setia".
"Oh kok tahu?".
"Dari matanya".  Hmmm .... kalau aku lihat mata suamiku sih .... aku rasanya ingin 'masuk' kesana .... bikin hati sejuk, damai, tenang.

Mata memang punya daya tarik tersendiri, tapi gak perlu memakai bulu mata palsu anti topan untuk membuatnya lebih menarik. Karena menarik atau tidaknya mata kita itu tidak penting, mata yang cetar membahana kalau banyak dosanya buat apa coba?

Gunakan saja mata ini  untuk hal baik yang Allah ridha, dan memandang segala sesuatu dengan hati, bukan dengan mata ..... hmmm ..... Maksudku, tatap segala hal dengan kasih sayang, dengan hati yang penuh kasih.  Musti sengaja  melatih diri untuk menyayangi semua orang, gak peduli kaya atau miskin, cakep atau jelek, baik atau jahat, muslim atau bukan.  Ini semua bisa menjadi riasan mata yang lebih cetar menggelegar terkapar  oh .... hahaha....  tapi tujuannya untuk Allah saja loh yaaa, urusan cetar cetaran cuma bonus. 

Ya sahabat, merias diri dari dalam itu lebih penting dan lebih mempengaruhi masa depan kita.  Bagi kaum hawa nih, cantik dari luar itu gak bisa jamin kebahagiaan, juga bukan cara cerdas menarik hati lelaki yang kita cintai.

Cantik dari luar tidak ada hubungannya dengan keberuntungan dan kebahagiaan, ini sudah banyak buktinya. Contoh dekatnya ya wanita barbie yang aku ceritakan tadi.  Kecantikannya malah jadi fitnah dan menjadikannya terpuruk.  Ya, rumah tangganya kacau, lalu bercerai gara gara dia beselingkuh, lalu anaknya gak naik kelas, mungkin stress.  Riasan mata indahnya gak bisa menyembunyikan duka lara yang mendalam.  Kasihan.

Seandainya ada bulu mata anti api neraka boleh juga yaaa ....eit, ada ding, tapi bukan bulu mata, melainkan air mata yang keluar karena takut sama Allah.  Bukankah Nabi dan para sahabatnya sering menangis mendengar ayat al qur'an dibacakan ? ini baru 'sesuatu'.

Ada sahabat yang bertanya, gimana caranya bisa nangis saat al qur'an dibacakan? Wah, aku gak tahu jawabnya .... mungkin dingertiin artinya dulu, diresapi ke dalam hati, baru deh bisa nangis. Menurutku yang jadi fokus, fahami dulu al qur'an dan menjalankannya, ini lebih sulit loh daripada menangis.

Yuk kita syukuri mata indah kita, jangan pernah sekali-kali complain dengan bentuknya, bagaimanapun kita ini hasil 'desain' yang Maha Indah.

catatan :
*) nyledet pong adalah istilah dalam tari Bali, yaitu gerakan mata melirik ke kanan/kiri lalu kembali ke tengah dengan mata yang membuka lebar dan bola mata tepat berada di tengah.

Jumat, 18 Januari 2013

Kebaikan Yang Berbunga Kebaikan

" Ayolah ikut",kata suamiku pagi-pagi.

Sadar kalau gantengku sedang butuh ditemani, akupun ikut dia mengantar Insan ke sekolahnya, SMAN I Malang.  Seperti biasanya, dia tidak sekedar mengantar Insan ke sekolah, tapi juga sekaligus bekerja sebagai 'distributor' nasi bungkus untuk dhuafa yang dia temui di jalan.

Selama ini aku jarang banget ikut membagi-bagi makanan, tugasku hanya memasak pagi-pagi  hingga suamiku bisa mengedarkannya sambil mengantar Insan ke sekolah.

Begitulah ceritanya, nasi yang masih hangat itu kami bagi di sepanjang perjalanan pulang dan pergi. Yang paling banyak jatuh ke tangan pemulung dan tukang becak.  Di jalanan yang masih belum ramai benar itu banyak pemulung mengais rejeki dari tempat sampah, sementara tukang becak masih banyak yang duduk-duduk di becaknya sendiri.

Satu kenyataan yang kulihat, ternyata orang-orang yang bekerja sebagai tukang becak itu kebanyakan (sekitar 85%nya) adalah orang-orang tua yang berumur di atas 50 tahun.  Jadi kontras sekali melihat raga yang sudah renta musti berjuang menggunakan kekuatan fisiknya mengayuh becak. Hiks ..... nangis deh Indah ...

Jadi ingat salah seorang pembaca blogku yang bisa merasa kaya raya dengan memberi makan dhuafa, ya seperti yang kulakukan, bagi-bagi nasi bungkus. Padahal usahanya sedang merugi selama berbulan-bulan.  Sampai akhirnya dia merasa oke saja dengan kehidupannya, dia juga bisa ikhlas dan memasrahkan dirinya pada Allah.  Inilah salah satu hikmah melakukan ajaran al qur'an, memberi membuat kita merasa kaya, lalu pada saatnya nanti jadi kaya sungguhan dengan ijinNya.  The power of giving.

Sebenarnya dia gak sengaja 'nyangkut' di blogku, lalu terpaku berjam-jam disini katanya. Salah satu hal yang nyantol di kepalanya, kata dia, saat aku sebut bahwa hidup dan matinya bisnis kita  terletak di tangan Allah. Ya karena sebelumnya dia berpikir dengan logika, dan cenderung menyalahkan persaingan, dan faktor-faktor lain yang terdengar masuk akal.

Kebetulan dia baca tulisanku pas toko retail miliknya sedang sepi selama beberapa waktu dan dia sedang dilanda kecemasan akan usaha yang 'hidup segan mati tak mau', juga biaya hidup yang tak seimbang dengan pemasukan. Bahkan anaknya sudah nunggak membayar SPP selama beberapa bulan.

Mungkin yang dia maksud, artikelku yang berjudul "Mengelola Rasa Khawatir".

"Seperti kata bunda, kuncinya untuk melewati ujian ini adalah berbuat baik.  Dan salah satu perbuatan baik yang mulai kulakukan adalah memberi makan orang miskin ", tulisnya lewat fbku. Hmmm .... dia salah, bukan aku yang bilang bahwa kunci melewati ujian adalah perbuatan baik, tapi al qur'an.

Baru beberapa hari dia melakukannya, dia sudah bisa menemukan 'spirit' baru. Saat dia membagi nasi bungkus dengan tangannya sendiri ke dhuafa (= orang-orang yang lemah), dia baru menyadari betapa kaya dan beruntung dirinya.  Perasaan 'kaya dan beruntung' ini memberi ketenangan tersendiri buatnya.

Dia sendiri merasa heran, meskipun omzet usahanya tidak mencapai target sama sekali, ajaibnya dia selalu punya uang untuk belanja keperluan nasi bungkus.  Bahkan sering ada rejeki tak terduga yang bukan dari usaha utamanya.

"Aku jadi fokus berbuat baik saja, hidupku ke depan sudah aku pasrahkan dan ikhlaskan diatur sama Allah.  Yang penting bagiku, Allah ridha padaku, bila dalam kehidupan yang terlihat terpuruk ini ada ridha Allah di dalamnya, it's okey .... daripada kehidupan yang melimpah tapi Allah gak ridha", katanya. 

"Kan bunda juga bilang bahwa kehidupan ini bukan seperti yang terlihat", tambahnya lagi .... oh, hafal sekali dia dengan kalimat-kalimatku.

Aku menangkap ada rentetan hikmah dari perbuatan baiknya memberi makan fakir miskin, seperti perbuatan baik yang 'menelorkan' perbuatan baik lainnya.  Seperti kebaikan berbunga kebaikan.

Yang dimaksud dengan perbuatan baik disini  bukan hanya perbuatan baik yang dilakukan oleh tangan kita, melainkan juga baiknya prasangka / perasaan dan baiknya pemikiran.  Kukira inilah maksud dari "siapa yang paling baik amalnya" yang tertulis di surat al Mulk ayat 2.

Lihat multiple effect yang dirasakan sahabatku ini, dia memulai perbuatan baiknya dengan memberi makan fakir miskin, ternyata dia mendapat spirit yang luar biasa yang menuntun prasangka dan pemikirannya menjadi lebih pasrah dan ikhlas.

Tapi aku juga perlu mengingatkannya, pasrah itu bukan berarti mengalir saja, tapi juga usaha memilih  mau mengalir kemana ....kan kita bukan air.  Jangan merasa nyaman dalam keterpurukan, karena Allah punya maksud tertentu dibalik segala peristiwa manis atau pahit dalam hidup ini. Pandai pandailah menemukan hikmah dibalik peristiwa pemberian Allah, temukan isi dibalik bungkus.

Contohnya saat usaha sepi, ya jangan diam menunggu. Siapa tahu ini merupakan teguran dari Allah agar kita lebih serius dan lebih baik mengelola usaha. Hati musti ditata, bahwa usaha yang kita jalankan adalah pemberian Allah, dan kita musti memelihara karunia ini dengan hal terbaik yang bisa kita lakukan.  Jadi ya kerahkan segala usaha yang bisa dilakukan

Coba dalam diam kita lakukan evaluasi, buatlah analisa sederhana, kalau bisa bikin analisa SWOT boleh juga ....  trus solusinya apa, lakukan langkah-langkah perbaikan, buat rencana kerja yang terjadwal dengan jelas ..... Oh ya, semua itu musti tertulis dengan rinci, untuk mempermudah pelaksanaan dan controllingnya

Yang aku uraikan barusanpun termasuk perbuatan baik loh, berbuat baik kepada usaha kita sendiri ..... ya kan? dan lakukan karena Allah, karena ingin merawat dan menghargai pemberianNya dan ingin berbuat baik karenaNya.

Yang perlu disadari oleh kita, bahwa Allah tak pernah menghendaki kehancuran bagi hambaNya.  Kalau rajin membaca al qur'an pasti ngerti,  sebenarnya Allah menghendaki kita sukses dan bahagia.  Sedangkan  peristiwa yang terlihatnya seperti hambatan / ujian / sandungan .... itu kan sekedar alat Allah untuk menjadikan kita lebih baik amalnya, seperti tertulis di surat al Mulk ayat 2.

Maafkan bila ulasanku terlalu menggurui atau terlalu kaku yaa, Indah kan memang guru tak diundang .... hehehe.


Kamis, 17 Januari 2013

Hebatnya Khasiat Minyak Zaitun

Gak nyangka segini hebatnya khasiat minyak zaitun.  Minyak ini kubeli di pameran karena pingin tahu seperti apa sih minyak dari pohon yang disebut di al qur'an ini.  Yaa karena cuma pingin tahu, minyak itu cuma kupakai beberapa kali waktu masih baru kubeli, setelahnya ya kubiarkan saja terongok di lantai di bawah tempat tidur.  Mungkin sudah berbulan-bulan minyak itu 'duduk manis' disana, sampai berdebu dan labelnya kotor.   Lalu terjadilah peristiwa itu ..... hmmm ..... peristiwanya cuma kesandung sih, tapi ....

Ya hari minggu kemarin jempol kakiku kesandung,  sobek 0,5 cm lebarnya, langsung kukasih obar luka yg biasanya itu (gak usah nyebut merknya ya, ntar jadi masalah), waktu kutetesi obat luka itu  perihnya minta ampun, mak clekiit ... kayak ditusuk .... sudah gitu juga kering diluarnya saja, kupikir mungkin perlu beberapa hari baru kering sampai ke dalam mengingat lukanya luka sobek.

Besoknya kukasih sejenis minyak sere yang terkenal itu (juga gak usah kusebut merknya ya) .... kering, tapi berdarah lagi, terutama pas kaki kena tekanan waktu dipakai jalan, luka itu membuka lagi dan mengeluarkan darah .... akhirnya balik lagi kukasih obat luka yang pertama .... kondisinya tetap kering diluar dan berdarah kalau kena tekanan   ..... akhirnya kubiarkan saja karena gak tahan perihnya kalau diobati sampai hari Kamis , jadi sudah 5 hari.

Pagi di hari Kamis kemarin, jempolku malah sedikit membengkak, bahkan kulit di sekitar luka jadi memerah dan panas.  Pertanda mulai infeksi ini .... duh.  Aku juga mulai mikir, jangan-jangan kena gejala diabet, kok luka gak sembuh-sembuh.

Saat itu pandangan mataku tertumbuk pada botol minyak zaitun di bawah tempat tidurku, segera kuambil lalu kuoleskan di lukaku.  Rasanya langsung adem.  Hari itu juga minyak zaitun itu kuoleskan beberapa kali, alhamdulillah sudah tidak berdarah lagi.  Malamnya kulit di seputar luka sudah normal, tidak bengkak dan lukanya juga kering, aku oleskan lagi sebelum tidur.

Sewaktu bangun jam 2 malam untuk shalat tahajud, aku berasa mendapat kejutan, jempol kakiku benar-benar sembuh, lukaku nutup dan mengering, tapi keringnya lembut, tidak kasar banget, tidak perih lagi terkena air dan dipakai gerakan shalat sudah tidak sakit sama sekali.  Sungguh proses yang cepat sekali, gak sampai 24 jam luka yang bandel itu sembuh.

Oh terimakasih ya Allah. Engkaulah Penyembuh, Maha Besar Engkau dengan segala ciptaanMu.

Ingat Alniku yang lincah, karena terlalu aktif, dia jadi sering jatuh, biasanya dia suka menjerit-jerit kalau diobati dengan obat luka yang biasanya.  Sekarang dengan 'penemuan baru'ku,  bisa lebih nyantai mengobati luka anak-anak, karena tidak bikin perih dan sembuhnya juga lebih cepat.

Sekarang aku mau memakai minyak zaitun itu sebagai krim malam, siapa tahu bisa membuatku lebih muda 20 tahun ..... hahaha.

Mudah-mudahan ceritaku bermanfaat. 

Senin, 14 Januari 2013

Tehnik Mengikhlaskan Hutang

Aku punya teman yang punya kebiasaan mengkhatamkan al qur'an, bahkan dia mencatat dengan rinci tgl berapa dia khatam dan berapa kali dia khatam sepanjang hidupnya.  Dia pun hafal sebagian surat-surat favorit seperti surat yasiin, ar rahman, al mulk dan surat-surat dari juz ama.

Saat kuengar dia sakit, akupun menengoknya, keadaannya sudah baikan, dia menemuiku berbincang di ruang tamu sambil menatap jalan desa di depan rumahnya.

Belum lama mengobrol, tiba-tiba dia melongokkan kepalanya tegak-tegak dan matanya menatap tajam ke jalan.  Spontan aku mengikuti pandangan matanya.  Ada seorang wanita lewat dengan langkah cepat-cepat, dia wanita sederhana yang juga kukenal, rumahnya jauh di ujung seberang jalan.

"Itu dia, takutlah dia menampakkan diri, wong punya hutang padaku seratus lima puluh ribu gak dibayar-bayar", katanya dengan nada suara yang dihiasi kebencian.  Aku menatap wajah yang sedang kesal itu sambil tersenyum, lalu tiba-tiba saja tercetus ucapan begini dari mulutku :" Diikhlaskan saja lah, al qur'an bilang kalau ada orang berhutang dan sulit membayar, berilah tangguh atau dibebaskan saja".  Sengaja aku memakai senjata al qur'an mengingat kesukaannya membaca al qur'an.

Wanita itu diam saja, nggak tahu apa yang ada di pikirannya.  Menurutku wanita yang lewat tadi memang layak dibebaskan hutangnya, dia hanya ibu rumah tangga dengan empat anak yang masih kecil-kecil ,sementara suaminya hanya tukang ojek yang hidupnya amat sederhana, rumahpun masih mengontrak.  Sedangkan temanku ini hidupnya amat berkecukupan karena dia dan suaminya  punya pendapatan yang lumayan.

Melihat wanita itu diam saja, aku jadi keterusan bicara :" Toh hanya seratus lima puluh ribu, kasihan dia,  kehidupannya juga nelangsa".

"Kalau tidak ikhlas ya diikhlas-ikhlaskan ya", akhirnya ngomong juga dia, syukurlah, kukira dia tersinggung dengan 'dakwah'ku.  Aku kembali tersenyum dengan segudang arti .....

"Hmm ..... ikhlas itu memang perlu dilatih kok", kataku.
"Gimana melatihnya?", tanyanya, aku senang mendengar pertanyaannya ini.

"Ya dibiasakan nurut sama petunjuk Allah di al qur'an. Bila Allah menyebut bahwa membebaskan hutang itu lebih baik, pasti kita akan mendapatkan balasan yang lebih baik dari Allah.  Inilah makna beriman pada kitab suci, apapun yang tertulis di dalamnya kita percaya dan kita lakukan", kataku.  Kulihat mata itu berbinar, kukira baru kali ini dia mendengar bahwa ada ayat al qur'an yang menyuruh kita membebaskan hutang seseorang.

Aku pulang dari rumah temanku dengan kaesimpulang hati yang tidak bisa kutahan, bahwa beginilah keadaan umat.  Dekat dan sekaligus jauh dengan al qur'an atau jauh dalam dekatnya ?...... entahlah,  yang jelas mudah sekali ketemu orang yang rajin membaca al qur'an tapi tidak mengerti isinya, karena yang dibaca bacaan arabnya  saja, sedang terjemahannya tidak, bahkan banyak yang tidak punya kitab al qur'an yang ada terjemahnya..

QS. Al-Baqarah [2] : ayat 280
[2:280] Dan jika (orang yang berhutang itu) dalam kesukaran, maka berilah tangguh sampai dia berkelapangan. Dan menyedekahkan (sebagian atau semua utang) itu, lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui.

Ayat tersebut bisa familiar banget di telingaku  gara-gara pak Kusnadi, dosen Kewirausahaanku dua puluh tujuh tahun yang lalu.  Beliau sering banget menyebut ayat itu saat memberi kuliah, dan kata beliau 'jurus' membebaskan hutang ini malah membuat koleganya segera membayar hutangnya.  Tapi aku sendiri tidak pernah alami orang yang aku bebaskan hutangnya malah membayar ...... hehehe.

Dulu aku sering membebaskan hutang orang seluruhnya, ya langsung saja seluruh hutangnya aku ikhlaskan, ya kadang hutang cuma ratusan ribu sampai jutaan. 

Kalau menurut cak Edy Yusuf, temanku pendakwah al qur'an, sebaiknya dalam membebaskan hutang itu ada tahapannya, ini maksudnya mendidik orang bertanggung jawab.  Tahap pertama ditangguhkan dan dibebaskan seperempatnya, bila ini tidak mampu bisa dinaikkan jadi setengahnya, kemudian bila dia sudah tak bisa lagi membayar, barulah dibebaskan seluruhnya.  Jadi melihat kondisinya dulu, gak asal main bebas-bebasan sepertiku.

Kurasa cara cak Edy Yusuf ini lebih bijak dan akupun akan melakukan hal seperti itu, membebaskan hutang secara bertahap.  Wah sayangnya saat ini sedang tidak ada orang yang berhutang padaku .... ya terang saja gak ada orang berhutang, wong tiap kali ada orang yang berhutang kalau alasannya untuk makan atau untuk bayar sekolah anak, aku memberinya saja.

Tapi aku tak pernah loh membebaskan hutang dagang, ya jangan ah untuk kasus yang ini, kasihan akunya lah.  Ada seorang pelanggan lama yang barangnya ngambil dulu bayarnya seminggu sampai sebulan kemudian.  Yang ini jelas gak akan kubebaskan lah yaaa.

Hutang-hutang yang bisa dibebaskan itu menurutku, bila hutangnya untuk keperluan makan atau biaya sekolah anak, atau keperluan mendesak lainnya, seperti untuk kontrak rumah misalnya.  Kasihan loh ada orang gak punya tempat tinggal,  bayangkan bila kita sendiri yang mengalami ..... nah kan? mendingan membantu daripada mengalami .... ya kan?

Bila direnungkan, alangkah indahnya peraturan Allah di al qur'an, sejuuuuk,  yakin banget bila kitab ini benar-benar diturunkan Allah dengan kasih sayang  Seperti kasus membebaskan hutang ini contohnya.  Umumnya orang yang memberi hutang kan lebih kuat secara ekonomi bila dibandingkan dengan orang yang berhutang. Kita dianjurkan mengikat hubungan ini dengan ikatan kasih sayang, bukan ikatan untung rugi, karena orang yang bertindak berlandaskan cinta kasih tak pernah merugi.

Tapi adakalanya orang yang berhutang itu sebenarnya mampu membayar, tapi dia sengaja mengalihkannya untuk hal lain, ini njengkelin banget loh.  Pernah seorang pelangganku curhat soal temannya yang punya hutang 5 juta, gak dibayar-bayar, eh .... malah si teman beli mobil seharga 70 juta.  Langsung mbatin, mengapa kok tidak mendahulukan membayar hutang yang cuma 5 juta, malah buat beli mobil..... huuuuh.

Lalu kubilang, ngapain ngabisin waktu dan tenaga buat orang yang nggak tahu diri? dimaafkan saja, diikhlaskan saja, kalau dia ingat lalu bayar ya diterima, kalau tidak ya ditagih, kalau ditagih gak mau bayar ya udah biar jadi urusan dia dengan Allah. Atau ambil langkah berani, bebaskan hutangnya ! Kalau dia bisa ikhlas, balasan dari Allah bisa berlipat ganda lo .... gak tertarik? apa uang lima juta lebih menarik dibandingkan dengan apa yang di sisi Allah?

Aku juga pernah kok mengalami, ada teman punya hutang padaku cuma 400 ribu, aku gak nagih sih, tapi orangnya sendiri yang ngomong belum punya uang, padahal dia bangun rumahnya jadi  tingkat. Masak orang gak punya uang bangun rumah tingkat ? Besoknya lagi, pas ketemu, dia ngomong belum bisa bayar, aku ikhlaskan saja hutangnya, dia jawab gak usah begitu, katanya sih dia tetap mau bayar, tapi sampai sekarang gak dibayar-bayar.....hihihi. Tapi aku memang ikhlas 100 % kok, orangnya juga ikhlas 200% rupanya ..... hahaha ..... Ya yang penting sejak itu orangnya jadi baiiiiik sama aku sekeluarga.

Ya begitulah sahabat, aneka cerita tentang orang yang berhutang.  Aku ajak kalian untuk melaksanakan tuntunan Allah di al qur'an, untuk membebaskan sebagian atau seluruh hutang orang yang lebih lemah kondisinya dibandingkan dengan kita.  Hanya dengan melaksanakan ajaran ini, hati kita akan dibuka Allah untuk lebih memahami makna kasih sayang. 

Indahnya saat memahami betapa al qur'an diturunkan untuk mengikat segenap penghuni dunia ini dengan kasih sayang, bukan permusuhan, bukan pula teror dan perang.  Perang hanyalah alat terakhir untuk membela diri dan membela hak kita yang didhalimi.

Minggu, 13 Januari 2013

Menyikapi Cobaan Yang Tak Henti Henti

Seorang sahabat bertanya :"Bagaimana cara menyikapi cobaan yang datang silih berganti, seolah tak ada hentinya?".

Sahabatku ini pun telah mempelajari hampir semua tulisanku, jadi dia tahu bagaimana semestinya bersikap, tapi masih belum bisa istiqamah mempertahankan perasaan ikhlas katanya.

Sahabat,
Musti diingat lagi, hidup ini adalah ikatan kita dengan Allah.  Bila kita telah sengaja meniatkan hidup kita untuk Allah, maka segala peristiwa yang terjadi dalam hidup ini Allah hadirkan untuk memperbaiki / memurnikan ikatan itu.  Hmmm ..... kurang jelas ya?

Baiklah, coba kujelaskan lagi dan lagi ....jangan khawatir,  aku gak capek kok, untungnya aku punya tukang pijat pribadi ....  ..... hehehe.

Niat kita mempersembahkan kehidupan ini untuk Allah ada kadarnya yang tiap orang berbeda-beda sesuai dengan 'maqam'nya masing-masing.  Maqam merupakan posisi kita di hadapan Allah, secara kasarnya letak jauh dekatnya kita dengan Allah.

Nah, salah satu fungsi ujian dan cobaan itu adalah sebagai 'kendaraan' untuk mendekatkan jarak kita padaNya.  Nabi dan Rasulpun menerima ujian dan cobaan, bahkan mereka menjalani ujian yang jauh lebih berat dibandingkan manusia biasa.

Segala peristiwa dalam hidup ini tak ada yang tak berarti di hadapan Allah, merupakan ujian, baik peristiwa yang menyenangkan atau tidak. Sikap kita dalam menghadapi ujian itulah yang memberi point / nilai / derajad, bukan pada terselesaikannya ujian itu.

Ambilah contoh sederhana : saat sedang diuji anak sakit,  pointnya bukan pada saat anak itu sembuh, melainkan bagaimana saat kita menghadapi anak kita  yang sedang sakit itu.  Sabar dan ikhlaskah kita? atau sibuk menyalahkan si anak yang bandel main hujan-hujanan dan jajan sembarangan?

Udah ngeh ? Hmmm ......

Jadi, saat kita merasa cobaan kok seperti tak ada hentinya, sebenarnya kita sedang terjebak dalam ketidak sabaran, kita gak bisa nangkep maksud Allah memberi kita peristiwa itu.  Nangkepnya kita,  akhir dari segala cobaan adalah keluar dari masalah itu dengan sukses. Padahal inti / maksud diberikannya cobaan adalah memperbaiki sikap kita.  Yang kumaksud sikap adalah sikap lahir atau sikap batin atau dua-duanya   


Ibarat emas yang sedang dimurnikan kadarnya, dia menjalani pemanasan dalam suhu dan waktu  tertentu, lalu dipisahkan dengan unsur yang bukan emas lewat reaksi kimia.  Kalau emas bisa ngomong, dia pasti bilang sakit banget menjalani semua 'ritual' itu, tapi hasilnya sungguh mengagumkan bukan?

Iman kitapun ada kadarnya.  Bila Allah berkehendak menjadikan kita makhluk mulia, maka dimurnikanNya kadar iman kita lewat berbagai 'tempaan' peristiwa dalam hidup.  Semestinya kita berterimakasih kepada ujian dan cobaan.

Lewat cobaan dan ujian, ikatan kita dengan selain Allah satu persatu dilepaskan, hingga hanya Allah kebahagiaan kita.  Terlepasnya 'belenggu dunia' dari hati kita membuat kita bisa melayang terbang menujuNya, inilah kebebasan hakiki. 

Lewat ujian dan cobaan pula satu per satu 'kortsetling' di otak dan hati kita dibenerin. Sementara diri kita tidak menyadari bahwa ada yang salah di pemikiran dan batin kita, namun Allah yang maha lembut selalu bisa melihatnya.  Bila tidak ada kortsetling lagi, tentunya kita lebih sehat lahir batin, lebih damai sejahtera hidup ini.

Sahabat,
Jangan lagi merasa bahwa cobaan datang tiada henti, tapi coba rasakan betapa kasih sayang Allah tidak pernah berhenti mengalir di kehidupan ini. Kasih sayang Allah adalah harga mati, karena Dia telah menetapkan buat dirinya kasih sayang.  Lihatlah ke bawah, tatap saudara-saudara kita yang tengah terkena bencana, banjir, tanah longsor, perang, ........... kita masih jauh beruntung tidak mengalaminya.

Bersabarlah.  Tidak ada hujan yang tidak reda, badaipun pasti berlalu, mendungpun tak sepenuh hari.

Sabtu, 12 Januari 2013

Kecil Itu Kuat

Siang ini aku berjuang melawan flu, sebenarnya sejak kemarin sore di Ngantang aku sudah merasakan pusing dan badan berasa gak karuan, malamnya susah tidur, hidung mulai panas dan keluar cairan bening, kepala nyut nyutan .....

Alhamdulillah paginya sehabis merawat ibu, aku masih kuat pulang ke Pakis naik bis, soalnya ......... kalau sakit begini, walau cuma flu, aku lebih suka berada di samping suamiku ..... Aleman banget yaa, biarin ah wong lagi puber sama suami sendiri, sah-sah aja kan? 

Gak tahu deh, kayaknya obatnya ada di senyum suamiku .... ehm. Bahkan saat terbaring tak berdaya di rumah sakitpun, kalau lihat senyum gantengku itu jadi berasa sembuh !!!

Pagi tadi, dijemput mas Hary di terminal Landungsari, lalu sarapan pecel madiun di permata jingga, rasanya udah 50% sembuh.  Tinggal menyelesaikan yang 50 % lagi, ya siang ini. Aku pakai internetan, pusing, lalu tidur, tapi cuma gelisah ngerasain badan meriang, aku pakai main gitar sambil nyanyi, wah sedikit ringan dengerin suaraku sendiri yang jadi serak serak merdu ..... hehehe, coba kurekam pakai hape, wah, hasilnya cuma bunyi kemrosok .... hahaha.
Lalu kupakai ngeblog aja sambil dengerin lagu-lagu manis dari youtube.

Saat sakit begini, sebenarnya Allah sedang memeluk kita dalam kebesaran dan kekuasaanNya. Bagaimana makhluk Allah yang begitu kecil yang bernama virus influenza  telah berhasil mengalahkan kita manusia yang segede ini. 

Betapa Maha Sempurna Allah dengan segala ciptaanNya.  Maha Besarnya Allah bisa terletak pada kecilnya ciptaanNya.  Ini adalah ayat-ayatNya di alam semesta, bahwa sesuatu yang kecil, bahkan yang tidak kelihatan, bisa jadi kekuatan yang amat besar dan menggoncangkan dunia.  Ingat virus flu burung yang mematikan dan menjadi ancaman nasional ?

Masihkan kita merasa aman dari peringatan Allah ?

Banyak hal di jagad ini yang menunjukkan bahwa semakin kecil  semakin kuat, pisau semakin tipis semakin tajam, jarum semakin runcing semakin mudah menusuk dalam-dalam, air yang lembut ternyata punya efek yang lebih dasyat dibandingkan dengan batu .........

Janganlah meremehkan sesuatu yang kecil, perbuatan kecil, amalan yang kecil, perasaan yang tidak kelihatan, semua punya pengaruh yang besar dalam kehidupan, semua ada perhitungannya di hadapan Allah. 

Rabu, 09 Januari 2013

Mengelola Rasa Khawatir

Kali ini aku ingin menjawab pertanyaan seseorang berkaitan dengan tulisanku kemarin.  Panjang sih pertanyaannya, kalau diringkas gini : bagaimana menghilangkan rasa khawatir saat mengalami usaha yang sedang sepi, sementara tagihan dari bank sudah nunggak dua bulan?

Pernah mengalaminya? atau sedang mengalami, atau gak mau mengalami? ... hmmm .... pernah atau tidak pernah mengalami, tetap ada gunanya menyimak analisa tante Indah (iiii kok tante ya? sejak kapan menikah dengan om kamu? ... hehehe), asal niatnya mencari ilmu karena Allah ya.

Jawabannya kutemukan saat sedag membaca surat al Mulk.  Mungkin ini salah satu gunanya menghafal al qur'an, karena selalu mengulang-ulang bacaan, jadi semakin mendalam makna yang diberikan Allah di hatiku.

Ini soal bisnis yang sepi dan rasa khawatir bisnisnya bakalan menyurut atau malah menghilang. Coba buka surat al Mulk ayat 2.

[67:2] Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun,

Resapi maknanya .... apa hubungannya dengan bisnis yang sepi? Ketemu? .... yah ketemu.  Ayat itu mengatakan bahwa Allahlah yang menjadikan mati dan hidup, yang dimaksud disini bukan cuma mati dan hidupnya manusia, binatang, tumbuhan, matahari, bulan atau makhluk hidup lainnya .... tapi  Allah jugalah yang menjadikan mati dan hidupnya bisnis yang sedang kita jalankan !!!

Oke, faham sudah .... jadi kalau kita menganggap bahwa suksesnya usaha kita atau  berjalannya usaha kita selama bertahun-tahun itu karena kita kreatif dan pintar .... itu salah besar !!! 

Memangnya siapa yang bikin kita cerdas dan kreatif ? diri kita sendiri? wuih ! somse deh (sombong sekali) .... Kalau Allah cabut itu kepintaran kita dengan sedikit saja 'stroke ringan' ? siap? .... Makanya, bersyukurlah sahabat, karena cara Allah ngingetin cuma dengan sakitnya bisnis kita, bukan sakitnya diri kita ..... bahkan Allah memberi sehat wal 'afiat,  masih bisa nanya-nanya pula ke aku .... itu berarti Allah juga ngirim aku untukmu sahabat .... Betapa besarnya kasih sayang Allah padamu !!!

Jadi kalau udah nyadar bahwa yang membuat berjalannya usaha kita adalah kasih sayang Allah, yang menghidupkan dan mematikan usaha kita adalah Allah, selanjutnya adalah .... simak kembali kelanjutan kalimat di ayat tadi.  Kelanjutannya adalah  "supaya dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang baik amalnya"

Jadi, apapun yang terjadi dalam hidup kita, termasuk jatuh bangunnya bisnis kita, itu hanyalah ujian bagi kita, agar Allah tahu siapa yang lebih baik amalnya.  Aku garis bawahi 'lebih baik amalnya' ....... ini adalah 'clue'nya,  perbuatan baik jadi kuncinya untuk melewati ujian dari Allah.

Udah dapat kesimpulannya kan?

Oh, ada satu lagi pertanyaan yang belum terjawab, soal tagihan dari bank dan rasa khawatir akan asetnya yang bisa saja disita ....

Gini sahabat, ingat nggak waktu kecil kita suka dibilangin sama guru ngaji kita : jangan takut sama hantu, takutnya sama Allah saja.  Coba kata 'hantu' nya diganti dengan apa saja yang sekarang anda takuti.  Jadi gini dong kalimatnya : Jangan takut sama bank, takutnya sama Allah saja.

Kita ini sebenarnya sedang 'dibuka' mata batin kita oleh Allah, jangan pikir bahwa bank bisa bertindak semaunya sendiri tanpa ijin dari Allah.  Tidak ! Segala sesuatu yang ada di dunia ini berada dalam genggaman Allah, gak peduli itu perusahaan raksasa yang mendunia atau perusahaan kripik tempe tetanggaku, bank dunia di swis atau bank nasional atau bank thithil  .... semua itu berada dalam kendali Allah Sang Penguasa jagad raya ini.  Jadi ......

Bila ingin berlindung dari ancaman bank, dekati Allah, minta perlindungannya ke Allah saja, 'negosiasinya' ke Allah saja.  Faham?

Hmmm .... Mudah-mudahan kalian faham penjelasanku ........ Beruntunglah kalian yang sedang menjalani ujian apa saja dari Allah, karena itu berarti Allah sedang menarik anda dalam diriNya, lebih dekat dan lebih memahamiNya.  Anda adalah orang-orang pilihan Allah, sekarang aku mau sarapan dulu sama gudeg dan ayam goreng masakan bu Kot.  Mau?

Senin, 07 Januari 2013

Mengapa Pertolongan Allah Tak Kunjung Datang?

 Ada yang bertanya padaku kalimat seperti judulku di atas.

 Rasa-rasanya aku sering menulis soal ini, dilengkapi cerita-cerita yang benar-benar kualami atau yang dialami sahabat-sahabatku yang sudah mengijinkan aku menceritakan kisahnya.  Bisa dibuka-buka lagi di tulisan-tulisanku yang lalu.  Kali ini aku ingin menambahkan saja sedikit tapi penting.

Begini sahabat.
Kalau kita ingin Allah menolong kita, maka jadikanlah Allah sebagai penolong.   Hmmm ..... dengan kata lain, pertolongan Allah nggak datang-datang karena kita tidak menjadikan Allah sebagai penolong. Bingung ya? Bukankah setiap hari siang malam tak henti-hentinya  mohon pertolongan Allah, kok mbak Indah bilang tidak menjadikan Allah sebagai penolong?

Maksudku teman, sementara tiap hari kita berdoa memohon kepada Allah akan pertolonganNya, tapi hati kita berharapnya pada makhluk.  Yang kumaksud makhluk itu adalah segala sesuatu selain Allah, ya logika kita, ya materi, kebun, bisnis, gaji, ya saudara dan orang-orang di sekeliling kita .....dll dll.

Banyak sekali orang terjebak dalam logika, lalu berpanjang angan-angan dengan jurus "seandainya".

 Nih contohnya : "Seandainya rumahku laku, sebagian untuk menutup hutang, sisanya untuk beli rumah lagi yang lebih sederhana.  Biarlah tinggal di rumah sederhana dan di pinggiran kota, yang penting hidup tidak dikejar-kejar hutang".

 Pernah menggunakan 'jurus seandainya' ? Hmmm .... ini namanya berharapnya pada makhluk, bila berharapnya pada Allah, tidak ada kata seandainya, karena yakin bahwa jawaban Allah atas doa-doa kita akan lebih indah dari yang kita bayangkan atau kita impikan.

Kalau kita menjadikan Allah sebagai penolong, berharapnya ya murni pada Allah thok ..... Kalau ada usaha yang musti kita lakukan, ya lakukan saja, tapi hati kita berharapnya murni pada Allah, bisa jadi penyelesaiannya bukan pada apa yang kita rencanakan dan kita  usahakan.  Dan yang membuat rencana kita mewujud 'kan juga Allah, jadi semua musti kita kembalikan ke Allah.

Walau kedengarannya sama saja, sama-sama melakukan usaha, tapi orang yang berharapnya kepada Allah, tak  punya rasa khawatir  sama sekali dan tidak berpanjang angan-angan.  Yakin akan kepemimpinan dan pertolongan Allah, terserah Allah mau menyelesaikan masalah kita dengan cara bagaimana.

Orang yang masih sering disergap rasa khawatir dan tidak sabar, banyak mengeluarkan jurus 'seandainya ......' , dia masih perlu mengupgrade keimanannya dan jadikanlah Allah sebagai penolong dengan sepenuh hati kita, sepenuh keyakinan kita.

Kadangkala pula, kita memang seperti berada di ujung jalan buntu, sementara anjing menggonggong mengejar kita ..... tak ada lagi yang bisa dilakukan, bisanya cuma berpasrah dan bersabar, memohon keajaibanNya.  Ingatlah bahwa pertolongan Allah dekat.

QS. Al-Baqarah [2] : ayat 214

[2:214] Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: "Bilakah datangnya pertolongan Allah?" Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat.

Minggu, 06 Januari 2013

Bagaikan Nabi Musa dan Nabi Khaidir

Aku jadi geli bila ingat bagaimana dulu aku  sering 'perang urat syaraf'  dengan ustadz Virien.   Gara-gara perbedaan pendapat masalah agama, aku yang terlahir dari keluarga Muhammadiyah bertemu dengan ustadz Virien yang NU dan anak pondokan .... hmmm, seru !!!

Saat beliau selesai memberi tausiyah ke karyawan, di belakang karyawan 'hobby'ku adalah menentangnya dengan mengeluarkan dalil-dalil yang aku bilang lebih sahih.  Aku tidak suka banget bid'ah, bahkan sempat bikin perjanjian dengannya, isi perjanjian itu : hanya al quran dan hadits sahih yang boleh disampaikan ke karyawanku.

Bila perdebatan dengannya sudah begitu memuncak, aku akan mengakhirinya dengan ucapan begini :"Baiklah, memang kita seperti Nabi Musa dan Nabi Khaidir.  Susah bagi Nabi Musa memahami Nabi Khaidir, sepertiku yang tidak bisa memahamimu".

Tapi Nabi Khaidirku yang satu ini uletnya kayak adonan bakpao ... hehehe.... Dia begitu telaten memberiku pengertian-pengertian hakekat, sampai  nyerah deh Indah.  Runtuhlah sebuah kesombongan diri, oh  .....Akhirnya aku bsa bersyukur Allah pertemukanku dengan ustadz Virien, darinya aku semakin memahami keindahan ajaran Islam.

Yah seperti kubilang tadi, kisah Nabi Musa dan Nabi Khaidir adalah sebuah contoh pertemuan antara orang yang berpikir syariah dengan orang yang berpikir hakekat. Simak cerita menarik ini di Surat Al Kahfi.  

Syariah cenderung ke arah ritual ibadah, hukum-hukum halal haram, wajib sunah mubah, nilai-nilai yang dilihat dari luarnya/lahiriahnya  ......    sedangkan hakekat adalah sebuah pemikiran yang lebih mendalam tentang makna ibadah, isi dan maksud/tujuan ibadah.  Definisi ini Indah yang bikin, berdasarkan pengamatanku dengan orang-orang ..... jadi kalau gak setuju, silahkan protes di dalam hati saja ..... hehehe.

Bagi Nabi Musa, merusak kapal milik orang lain tentu hal yang salah banget, ini sebuah kesalahan yang tidak bisa ditawar-tawar.  Tapi bagi Nabi Khaidir, dengan petunjuk Allah beliau bisa melihat lebih jauh dan lebih luas, beliau musti berbuat sesuatu untuk menghindari hal yang lebih buruk.  Bila kapal itu dibiarkan bagus, bisa dirampas oleh penguasa, itulah yang membuat beliau merusak kapal milik nelayan miskin itu.

Nabi Khaidir berbuat bukan berdasarkan hawa nafsunya, bukan pula berdasarkan pemikirannya sendiri, tapi berdasarkan petunjuk dari Allah.

Kisah Nabi Musa dan Nabi Khaidir merupakan contoh yang selalu 'in' sepanjang masa, seperti sebuah isyarat bahwa akan selalu ada kasus seperti ini di sepanjang sejarah.  Makanya ustadzku nyantai aja lihat orang kayak aku dan sekarang Indah juga bisa nyantai aja bila ada pembacaku yang berkomentar macam-macam mengenai tulisan-tulisanku.  Bahkan aku bisa nyantai bila ada orang berkomentar mengenai hidupku.

Dulu aku memang 'syariah' banget, aku gak mau keluar rumah tanpa muhrim, jadi ibu rumah tangga yang manis selama 10 tahun ..... enak memang menjalani hidup sesuai tuntunan agama, hingga akhirnya kenyataan memaksaku menjadi pebisnis.... hmmm.... orang bilang  entrepeneur by accident.  Setelah jadi pebisnis, aku jadi nara sumber yang bicara di depan orang banyak, lalu jadi blogger, lalu jadi pendakwah, lalu jadi tua .... hahaha ..... dan jadi mati itu pasti.

Hidupku sekarang secara syariah salah banget wes..... Aku sering bepergian ke luar kota, perginya berdua dengan lelaki bukan muhrim lagi, kalau nggak sama ustadz Virien ya sama Yudhi karyawanku, kadang sama cak Dul sopir langganan,  karena suami gak selalu bisa mengantar.

Pernah aku ungkapkan hal itu pada ustadz Virien.  Jawaban beliau panjang sih.  Bila diringkas dalam bahasa yang sederhana, kita musti melihat tujuan dan manfaatnya. Kita juga musti melihat budaya masyarakat dan juga sisi keamanan buat si wanita.  InsyaAllah kondisi saat aku bepergian masih aman dan didampingi orang yang  dipercaya suamiku.  Lagi pula aku lebih bermanfaat buat orang banyak dengan jalan seperti ini.  Cara seperti inipun sebenarnya bukan dibuat-buat, mengalir saja menurut skenarioNya.

Sering aku alami, yang bila diibaratkan kondisinya seperti ini : ada seorang wanita  melihat kecelakaan menimpa seorang lelaki, tidak ada orang yang berada disitu untuk menolong selain dia seorang.  Bila wanita itu tidak tergerak untuk menolong, tentunya nyawa seorang manusia menjadi taruhannya.  Makanya meskipun secara syariah, seorang wanita haram menyentuh lelaki, dalam kondisi dharurat seperti itu tentunya halal haram menjadi hal nomor dua, karena nomor satunya adalah menyelamatkan nyawa seseorang.

Nah sahabat, yang aku ceritakan hanyalah sebuah perumpamaan, karena pada kenyataannya yang kuhadapi adalah hal yang lebih penting daripada nyawa, yaitu iman.  Kehilangan nyawa dalam keadaan beriman masih bagusan daripada kehilangan iman dalam keadaan masih bernyawa, duh !!! Naudzubillah.

Begitulah sahabat, jangan mudah menghukumi sesuatu  dari 'tampak luar'nya, atau mengambil kesimpulan dari hal yang kita tidak tahu hakekatnya.  Isi saja hati kita dengan dzikir dan istighfar agar terpelihara dari kesalahan yang bisa diperbuat oleh hati.


Sabtu, 05 Januari 2013

Anak Yang Mudah Diajari

Kemarin Alni dan Insan bertengkar, lalu aku men'duduk'kan mereka berdua.  Dengan suara dan kalimat sehalus mungkin, kucoba bicara pada dua kakak beradik yang selisih umurnya 9 tahun itu.

"Sayang, beginilah cara syetan merusak manusia, dengan jalan membangkitkan permusuhan di antara manusia, agar yang satu membenci yang lain.  Bila sudah terjadi pertengkaran, hasilnya adalah kesedihan, itu adik sudah nangis. Target syetan adalah  kehancuran.  Hati yang hancur, hati yang marah, kecewa, tidak terima ", kataku.

"Menghadapinya adalah dengan menahan marah dan memaafkan.  Ini adalah petunjuk al qur'an agar kita tidak jadi kendaraan syetan", lanjutku.

"Alni mau memaafkan mas? Insan mau memaafkan adik?", tanyaku, gadis kecilku itu mengangguk.
"Insan ngerti", jawab gantengku yang sudah SMA itu.

Alni, anak sekecil itu, belum lagi usianya genap 7 tahun, ternyata mudah diajari al quran dan dia melaksanakannya dengan spontan dan tanpa tawar menawar.  Kurasa manusia dewasa musti belajar dari anak-anak.  Jiwa yang tak berdosa itu mudah sekali dimasuki hal baik,  Cobalah pada anak-anak kalian, sahabat, mungkin kalian juga perlu belajar dari anak-anak kita sendri.

Banyak hal dari al qur'an yang bisa kita ajarkan pada anak-anak kita, lewat berbagai aktifitas mereka sehari-hari, juga lewat persoalan yang mereka hadapi setiap hari, bahkan lewat kegiatan yang kita lakukan yang tanpa kita sadari telah membuat mereka menirukan kita.

Anak-anak tak pandang usia, bisa kita ajari kebiasaan berbuat baik, menyayangi semua orang, bersedekah, menahan marah, memaafkan, membalas keburukan dengan kebaikan, menepati janji, sikap sportif, tidak serakah, ...... dll.

Tips bila kita mau mengajari anak-anak dengan omongan (menasehati), sebelum ngomong, hubungkan dulu hati dengan Allah, berdoalah agar Allah membuka hati mereka untuk kebenaran, karena hanya Allah yang bisa membuat mereka memahami apa yang hendak kita sampaikan.

Sehebat apapun argumentasi kita, semenarik apapun cara kita membawakan nasehat, kuncinya agar mereka faham hanya pada Allah.  Jadi jangan pernah merasa bisa mendidik anak-anak karena yang kita bisa hanya sekedar menyampaikan.


Jumat, 04 Januari 2013

Untuk Ulang Tahunku

Besok adalah hari ulang tahunku.  Yang ternomor satu menyampaikan ucapan selamat bahkan sebelum hari H adalah siapa lagi kalau bukan suamiku, dia juga yang terheboh menyiapkan hadiah istimewa katanya.

"Punya suami kamu itu sudah hadiah istimewa buatku", kataku.
"Alhamdulillah, tapi aku membelikan ini buatmu", katanya.
"Ya ya ya ", kataku buru-buru menerima hadiahnya yang .... hmmm ... dia tahu banget kesukaanku !!!

Alhamdulillah, Allah menyampaikan aku pada usia 40 lebih (lebihnya banyak ... hahaha). Terimakasih ya Allah, di  usiaku ini aku sehat, punya Engkau ya Allah, punya Nabi Muhammad, punya orang tua lengkap, punya mertua yang menyenangkan, punya suami yang baik, anak-anak yang asyik, ustadz yang selalu membimbing, usaha yang kusuka, karyawan yang ngerti-ngerti, sahabat yang banyaaaaak ..... tetangga yang baik .... duh, banyak sekali nikmatMu ya Allah, tak sanggup kuhitung.

Keinginanku di hari ulang tahunku ini sederhana saja (tapi sungguh tidak sederhana perjuangannya) yaitu, aku ingin  senantiasa harmonis dengan lingkungan.

Doaku pada Allah adalah agar Dia menjadikan al qur'an sebagai kepribadianku, hanya inilah jalan yang musti kutempuh untuk cita-citaku.  Al qur'an itu bila telah masuk pada diri seseorang, maka akan membuatnya berhati damai, penuh kasih dan senantiasa harmonis dengan lingkungan.  Indah bukan?

Membaca dan menghafal al qur'an saja belum cukup untuk membuat al qur'an masuk ke dalam diri seseorang, musti diiringi dengan memahami dan menjalankan tuntunanNya, juga menyebarkannya (mendakwahkannya).  Kurasa yang merupakan bagian tersulitnya adalah menjalankannya.

 Bagaimana 'cara kerja' al qur'an dalam menciptakan dunia yang penuh harmoni?  Ini menjadi pertanyaan yang mendasari langkah kita dalam melaksanakan al qur'an.  Banyak nilai-nilai qur'ani yang bila dijalankan dengan baik akan membuat tatanan masyarakat yang harmonis.  Contohnya, memaafkan saat disakiti, meminta maaf bila bersalah, menahan amarah, membalas perbuatan buruk dengan hal baik, bila orang yang berbuat jahat sudah keterlaluan, maka kita diiperintahkan untuk menjauhi dengan cara yang baik.  Tapi bila mereka sudah melanggar hak-hak kita, seperti mengusir kita dari rumah kita sendiri, menjajah, merampok, mengancam harta dan jiwa kita, sudah saatnya untuk membela diri dengan berperang.

Untuk itu musti senantiasa istiqamah dalam menjalankan tuntunan al qur'an, seperti senantiasa memberi (bersedekah) dalam lapang dan sempit, menahan amarah, memaafkan kesalahan orang, selalu berbuat baik, banyak bertaubat / memohon ampun, bersabar, bersyukur, membalas kejahatan dengan kebaikan .  Ini jadi PR seumur hidup.

Allah, beri aku kekuatan.


Rabu, 02 Januari 2013

Syetan Itu Energi Negatif ???


"Syetan itu energi negatif ", kata seorang dokter di ruang prakteknya saat aku mengkonsultasikan Insan yang sakit tapi tidak bisa ditemukan penyakitnya. 

"Memangnya syetan bisa membuat perasaan kita sedih dan khawatir?", tanya seorang pembacaku.

"Bagaimana sih cara syetan mempengaruhi manusia?", tanya yang lainnya.

Dulu aku tidak setuju dengan pendapat dokter itu, syetan kan makhluk Allah, disebut di al qur'an sebagai musuh yang nyata bagi manusia.  Ketidak setujuanku dengan pendapat dokter itu aku ungkapkan dengan cara tidak kembali lagi berobat kepadanya.

Lama-lama aku pikir, bisa jadi dokter itu benar, karena energi kan makhluk Allah juga, dan Allah tidak pernah menyebut di al qur'an bentuk syetan itu seperti apa.  Yang jelas, dia ghaib atau tidak kelihatan ..... tapi ada syetan yang kelihatan, yaitu manusia syetan, ini adalah manusia yang berada dalam kekuasaan syetan .... berarti bener dong, syetan itu energi?   Hmmm ..... syetan itu energi atau bukan menjadi hal yang tidak penting setelah membaca ceritaku ini, karena yang penting adalah .....

Di saat hatiku sedang 'bening' , sering aku lihat bagaimana pikiran dan perasaan negatif itu datang pada diri seseorang.  Bentuknya seperti asap hitam pekat, seperti awan hitam tertiup angin, berhembus lewat belakang kepala atau punggung seseorang lalu berdiam di dada atau kepala. 

Saat asap hitam itu berdiam di dada, perasaan seseorang akan menjadi muram, sedih, khawatir, dan perasaan negatif lainnya, kadang dendam dan kesedihan di masa lalu jadi muncul, seperti dibangkitkan lagi.  Kadang juga prasangka buruk seperti menghunjam di hati dan menjadi keyakinan. Bila dia berdiam di kepala, pikiran-pikiran negatiflah yang muncul.

Asap hitam itu melakukan penetrasi ....  sebagai gambaran, sebuah gelas berisi air putih kita tetesi dengan setetes tinta hitam, maka tinta itu akan menyebar dan menyatu dengan air putih, jadi larutan yang homogen, beginilah cara setan melakukan penetrasi ke dalam pikiran dan perasaan seseorang, menjadikan orang itu menyangka bahwa pikiran dan perasaan itu adalah pikiran dan perasaannya sendiri, padahal itu hasil 'suntikan' syetan.. Al qur'an menyebutnya 'was was', coba pelajari surat an nas..

Seseorang yang dengan kesadarannya berusaha kembali ke jalan Allah atau mengelola pikiran dan hatinya menjadi positif maka asap hitam ini pun menguap meninggalkannya.

Energi yang berlawanan dengan 'awan hitam' ini adalah energi ilahiyah.  Energi ilahiyah terbawa pada setiap hal-hal positif yang ada di alam ini, keindahan, kesejukan, kesabaran, kasih sayang, maaf, perbuatan baik, senyuman, musik yang indah .......

Makanya  hati kita bisa menjadi tenang dengan memetik gitar atau mendengarkan dentingan piano atau melihat pemandangan alam yang indah, langit yang sejuk, pohon, bukit, danau yang tenang ......

Makin kuat dan makin canggih syetan, makin halus dan makin muda 'warna' asap yang dihembuskannya.  Halusnya sungguh tidak mudah terdeteksi dan 'warna'nya tidak mudah dikenali.  Aku sendiri sering terkena ulah 'profesor doktor syetan' yang canggih ini.

Syetan itu sendiri aku tak pernah melihatnya, yang aku bilang seperti awan hitam dan melakukan penetrasi itu adalah 'produk'nya ..... oh .... gimana ya menjelaskannya ..... gini aja, kita pelajari arti ayat per katanya, di surat an nas ayat 4 dikatakan  :
min syarri = dari kejahatan
al waswaasi = bisikan
al khannaasi = menunggu-nunggu/bersembunyi.

Bila diterjemahkan secara utuh artinya "dari kejahatan bisikan syetan yang bersembunyi / menunggu-nunggu".  Jadi, yang aku lihat seperti asap hitam itu adalah bisikannya / was wasnya, sementara syetan itu sendiri setelah 'melemparkan' was-was, dia menunggu-nunggu di suatu tempat, mungkin untuk melihat reaksi dari umpan yang telah dilemparkannya.

Setiap manusia, selalu mendapat serangan was was, bahkan syetan selalu istiqamah dalam menjalankan aksinya mempengaruhi manusia.  Beruntungnya Allah menurunkan al qur'an sebagai petunjuk untuk umat manusia (aku garis bawahi bahwa al qur'an adalah petunjuk untuk seluruh umat manusia, bukan umat islam saja.....),  tinggal mengikuti saja apa yang tertulis di al qur'an.

Al qur'an menyuruh kita sabar, ikhlas, memaafkan, berkasih sayang, berbuat baik, bersedekah ........ dll.  Siapapun orangnya, baik muslim atau bukan, pernah membaca al qur'an atau tidak, bila saja dia menjalankan perintah al qur'an, maka dia bisa mengatasi bisikan syetan.

Sebaliknya, seorang muslim yang lidahnya fasih mengucapkan taawudz, tapi ucapannya sebatas di bibir saja, dia tetap dalam pengaruh syetan.  Ingat bahwa syetan membisikkan kejahatan ke dada manusia (hati), makanya taawudz juga musti kita ucapkan dengan lidah dan hati kita.

Ingatkah akan sebuah peristiwa perusakan yang dilakukan oleh sekelompok muslim? mereka menebang pepohonan, batangnya menutup jalan raya hingga menghalangi masyarakat lewat. Mereka melakukannya karena merasa  kiai mereka dihina, dan mereka melakukannya dengan mengucap kalimat "Allahu Akbar!".  Wah wah wah.

Renungkanlah sahabat, bukankah al qur'an menyuruh kita menahan amarah, bersabar, memaafkan, membalas kejahatan dengan kebaikan ? bahkan dalam masa perangpun kita dilarang menebang pepohonan? Mengapa mereka yang mengaku muslim  malah menebang pepohonan untuk mengekspresikan rasa marah dan protes?  Sebagai muslim tentunya kita lebih teguh memegang ajaran al qur'an bukan?

Itulah sahabat, seorang muslim yang lidahnya dalam keadaan mengucap asma Allahpun masih bisa dipermainkan syetan, sementara bibirnya mengucap asma Allah, hati dan perbuatannya melanggar aturan Allah.  Apakah kita tidak malu bila mereka yang non muslim ternyata lebih qur'ani dibandingkan yang muslim?

Kembali pada pembahasan kita tentang syetan tadi.  Aku sendiripun bisa melihat saat diriku dalam pengaruh syetan, bagaimana saat asap hitam itu melakukan penetrasi dengan cepat sekali dalam hati dan kadang dalam pikiranku, mana saja yang sedang lengah tak pernah luput dari pengamatan syetan. Lalu saat 'awan hitam' itu pergi meninggalkanku dengan pertolongan Allah.

Kadang juga aku tidak bisa melepaskan gangguannya dengan usaha dan doaku sendiri, biasanya aku minta dibantu doa suami atau ustadzku.

Walau tidak semua orang bisa dikarunia penglihatan sepertiku, tapi setiap orang  bisa mengenalinya.  Pengaruh syetan pasti ke arah kesedihan, penderitaan, khawatir, kehancuran, permusuhan, kebencian, parasangka buruk dan hal-hal negatif lainnya.  

Seperti kubilang tadi, lawan dari syetan adalah energi ilahiyah, aku melihatnya sebagai cahaya putih terang yang berada di dada seseorang. Bagaimana cara memperoleh energi ini?  jawabannya ada di al qur'an, jadi ya laksanakan saja ajaran al qur'an  dengan penuh keikhlasan.

Bila ingin lebih jelas ayat-ayat tentang pekerjaan syetan, aku pernah menuliskannya di blog ini, coba googling, tulis " innuri ayat tentang pekerjaan syetan". Ada juga kiat agar terhindar dari syetan di artikelku "Agar Terhindar Dari Syetan".

Selasa, 01 Januari 2013

Terimakasih Telah Mengajakku Melihat Kembang Api

Barangsiapa berbuat baik, maka kebaikan itu adalah untuk dirinya sendiri,  ini ajaran al qur'an. Perbuatan baik itu sendiri luas banget, bisa hal besar atau hal yang sekecil kecilnya, sampai hal yang nyelempit di hati, bila itu hal baik, pasti kita akan memperoleh balasannya. Bila kita ingin membuat orang lain bahagia, maka kita akan dibalas dengan kebahagiaan juga.

Kemarin pas malam tahun baru, suamiku kepingin ke Batu, yaa tentunya buat menikmati malam tahun baru.  Jawabanku, iya .  Padahal tahu nggak sudara-saudara , aku paling nggak suka keramaian macam begini.  Rasanya ngelu (pusing) membayangkan orang berdesak desakan lihat live musik di malam tahun baru, lalu disambut tiupan terompet yang memekakkan telinga ..... Apa yang kulihat di tivi jadi berputar putar di otakku, penonton berjubel sambil berjoged, penyanyi yang tampil seronok, ada penonton yang berkelahi, ada yang kejepit, terinjak  ..... Aaaah ...

Malam ini keempat anak anakku berceceran, Aden di Bandung, Zeli di Yogya, Alni di Ngantang di rumah neneknya, Insan di rumah tapi gak mau ikut ke Batu.

"Kita ngajak karyawan yuuuk", kataku pada suami, kupikir anak muda pasti senang lihat acara ramai ramai begini.
" Aku hanya ingin berduaan denganmu:", katanya dengan tatapan mata penuh arti, rasanya gak bakalan tega membuat mata itu kecewa.

Malam itu sehabis isya, aku mendampingi suamiku ke Batu hanya untuk membuatnya bahagia, hanya itu tujuanku.  Dalam hati aku berdoa minta keselamatan dari Allah untuk kami semua yang merayakan tahun baru malam ini.

Yang tak ketinggalan kubawa saat bepergian adalah nasi bungkus untuk dhuafa ...., perlengkapan yang satu ini benar-benar urgent ..... hehehe.  Walau aku kecele, tak menemukan pengemis atau dhuafa selama perjalanan, akhirnya kuberikan ke  pedagang terompet dan pedagang tahu petis yang sudah tua sekali.

Alhamdulillah perjalanan lancar banget sampai Batu, kami memarkir kendaraan di kampung, lalu jalan kaki ke alun-alun .... baru kulihat betapa macetnya, makin malam makin macet karena kendaraan makin numpuk ..... Orang-orang di alun-alun berdesakan, penuh sesak, mau keluar saja musti sabar jalan pelaan per centimeter rasanya.  Kota Batu yang dingin jadi gerah, tapi juga menambah romantisme kami berdua .... hmmmm.....jadi kayak pacaran aja, dia menggenggam tanganku seolah takut aku ilang .....

Alhamdulillah lagi, kami bisa meninggalkan alun-alun, kembali ke atas, maksudku kembali ke jalan kembar di depan jatim park 1, jalan apa yaaa, jalan imam bonjol kalau gak salah, di bawahnya ada jalan agus salim yang ada SMAN I Batu, ini sekolahku dulu, di belakang sekolahku  ada stadion .... nah disitu ada panggung musik. 

Ramai tentu saja, tapi justru keramaian inilah yang memberi kehangatan tersendiri. Semakin malam semakin ramai dan semakin banyak saja kendaraan parkir di sepanjang jalan. 

Malam ini rasanya seluruh dunia sepakat untuk bergembira, bulan bulat ditemani luncuran kembang api yang berpendar di udara .... Dari tempatku berdiri bisa melihat kota di bawah, lalu naik ke daerah Punten Selecta yang berhiaskan lampu-lampu penduduk, seperti lembah dan gunung yang berhiaskan bintang kejora.  Bila aku berbalik, maka akan tampak siluet gunung panderman yang berdiri gagah.

Perjalanan pulangnya juga lancar, alhamdulillah banget gak merasakan macet sama sekali.

" Mas, terimakasih ya sudah mengajakku melihat kembang api", kataku padanya.
" Hmmm, kamu bahagia?", katanya sambil membelai pipiku, lalu ......... hihihi ..... sensor!

Daftar Complain vs Daftar .....

 Rasanya aku sering menulis tentang bersyukur, dan juga suka ngomporin orang agar bekerja untuk bersyukur .... Kali ini aku coba nyari kiatnya biar bisa menjadi ahli syukur, soalnya penting banget,  ruginya gak kebayang kalau kita nggak termasuk dalam golongan ahli syukur.

Sering dengar ayat al qur'an yang artinya '..... sedikit sekali orang yang bersyukur .....' ?  Sudah sedikit, ditambah sekali, sedikit aja sudah sedikit .... hehehe.... lah kalau ditambah sekali jadi jumlah yang memprihatinkan.

Sedikit sekali yang bersyukur, maksudnya diantara manusia yang banyaaaknya gak karuan ini cuma sedikit sekali orang yang bersyukur, lantas  kita ini termasuk di dalamnya apa nggak yaaaa? Bagaimana mengetahui kita termasuk dalam jumlah yang sedikit ini atau tidak? 

10 orang diantara 100 orang itu namanya sebagian kecil, kalau 10 orang diantara 1000 itu sedikit, nah kalau 1 diantara 1000 itu  baru  namanya sedikit sekali.  Wah ternyata proses seleksi yang ketat sekali untuk masuk ke dalam kelas orang yang bersyukur, masih entengan seleksi jadi pegawai negri atau seleksi mahasiswa masuk PTN.

Tapi bila kita tidak lulus dalam seleksi ahli syukur ini, kita merugi dan menyesal sepanjang masa ..... mau?  Ingat ayat al qur'an yang terkenal itu kan, surat dan ayat berapa coba, yang maknanya : barangsiapa  bersyukur, maka Allah akan menambah nikmatNya, sebaliknya bagi yang kufur akan mendapat azab yang pedih.

Sedikit sekali yang bersyukur .... coba diperdalam maknanya menjadi ..... sedikit sekali yang disyukuri .... maksudnya diantara nikmat nikmat Allah yang banyaaaaak gak keitung ini, cuma sedikit sekali yang sengaja kita syukuri.  Nah, kedengarannya kita sudah bisa mulai bisa menebak nebak hati kita sendiri, termasuk yang banyak bersyukur atau ..........

Dengerin nih cerita tetanggaku tentang anaknya :" Aduh jeng, kalau anak saya sih susah banget disuruh belajar, apalagi disuruh ngaji, maiiiin terus, bandelnya minta ampun ". Yaaaa ....... dengan khusyu'nya  dia  mengeluarkan "daftar complain" tentang anaknya.

Bila dia bisa mendengar Allah membalas daftar itu dengan daftar kebaikan yang dianugerahkanNya kepada si anak, tentu wajahnya akan tertunduk lesu dan malunya gak bisa ditebus.  Coba lihat daftar kebaikan si anak, anak itu sehat dari ujung rambut hingga ujung kuku,  ini saja tidak muat dalam 1 buku, anak itu cerdas, suka mengalah sama adiknya, pintar bergaul dan periang .....

Bagaimana dengan kita? pernah bikin daftar complain tentang istri/suami kita? tentang pembantu rumah tangga kita? tentang karyawan ? tentang  tetangga? tentang tikus, kucing, anjing? apa lagi yaaa...  tambahkan aja sendiri ....

Oh tunggu dulu, ini juga berlaku untuk barang-barang milik kita, pernah complain tentang apa saja hayo? mobil yang gak ganti-ganti? rumah yang bocor? hape? televisi?  ...... hmmmm ....Juga komplain tentang perlakuan orang, peristiwa, kejadian, ..... dll.

Nah sekarang, bikin daftar kebaikan yang Allah berikan pada makhluk-makhluk yang telah melayani kita dengan setia  ...... lalu pikirkan seandainya saja semua itu Allah cabut dari kehidupan kita .... Pasti mewek mewek kan?

Kenapa kita berlaku tidak adil, mengapa kita membesar-besarkan kelemahan-kelemahan yang jumlahnya cuma sedikit saja, seolah kebaikan-kebaikannya tidak ada .....

Mengapa ya?

Kalau ada hal yang tidak baik, ya namanya juga makhluk, pasti tidak sempurna, bila itu barang, bila masih bisa diperbaiki ya diperbaiki, bila bisa dijual ya dijual lalu beli lagi, bila tidak bisa dipakai ya dibuang. Untuk orang-orang di sekeliling kita bila bisa dimaafkan ya dimaafkan apalagi terhadap orang yang kita sayangi.

Ya ini ketemu wes salah satu jurusnya agar kita menjadi ahli syukur, keluarkan daftar kebaikan dari segala hal yang ada di sekeliling kita, bila dalam hati muncul komplain, balas dengan daftar kebaikan-kebaikannya.

Jurus lainnya, biasakan menatap segala hal dengan pandangan kasih sayang, fokus pada kebaikannya, abaikan kelemahannya.  Bila ada kelemahan yang terlihat, segera doakan dengan tulus.

Jurus yang gak boleh diabaikan adalah berdoa, memohon agar Allah menuntun hati kita agar menjadi ahli syukur.

"Ya Allah, tolonglah aku untuk selalu mengingatMu, mensyukuri nikmatMu dan beribadah dengan sebaik-baiknya kepadaMu".

Setelah mengerahkan segala jurus yang bisa dilakukan, sekarang saatnya evaluasi.  Koreksi diri sendiri dengan menghitung berapa jumlah komplain yang keluar dari lidah dan tersembunyi di hati, setiap hari.  Kalau komplainnya dari hari ke hari makin berkurang, berarti kita orang yang beruntung, bila bertambah .... yaaaa  resiko ditanggung penumpang ..... inna adzabilasadiid , sesungguhnya azab Allah sangat pedih.

Orang yang benar-benar ahli syukur itu tak pernah komplain dengan hidupnya, benar-benar zero complain. Dia tidak pernah mengecilkan pemberian Allah.  Setiap hari dia bisa berucap meskipun hanya di dalam hatinya  bahwa : Hari ini aku bahagia. Manusia seperti ini sejuk banget buat lingkungannya ..... .... aku bersyukur kenal dengan orang yang mendekati kriteria ini   ...... mau tahu? mau tahu aja atau mau tahu banget? .... hehehe, dia adalah ... tarara ! suamiku !! .... hihihi ....... mau lari aaaah ke pelukannya ......