Minggu, 29 Juli 2012

Rasa Syukur Itu Musti Dicari


Kemarin di Bandung, saat ketemu kang Yayo (pemilik bebek bakar A Yayo jl Bengawan), kami ngobrol tentang berbagai hal, tapi yang paling kuingat kata-kata ini :" Rasa syukur itu musti dicari",begitu katanya.

Aku rasa kang Yayo benar dengan ucapannya, bahkan musti ditambahkan bahwa dalam kondisi seterpuruk apapun, nikmat Allah itu masih jauh lebih banyak bila dibandingkan dengan kemalangan yang menimpa kita.  Nikmat Allah itu tak terhitung, sedangkan cobaannya masih bisa dihitung pakai jari tangan ............ jadi ya kita tidak punya alasan untuk tidak bersyukur.

Menjelang puasa kali ini, saat silaturahim ke rumah saudara, dia sedang mendapat cobaan berat berupa putranya mengalami  kecelakaan yang menyebabkan tewasnya seorang ibu penyeberang jalan.  Si anak merasa amat bersalah karena telah menyebabkan hilangnya nyawa seseorang, sedangkan si orang tua merasa bingung bagaimana cara menghadapi tuntutan keluarga korban nantinya.

"Rasanya dua hari ini semua makanan berasa pahit", kata si ayah.
"Semula gak doyan makan juga aku, tapi kok bikin maagku kumat, ya akhirnya ikhlas saja", kata si ibu.

"Ya kan segala kejadian dalam hidup ini sudah tertulis", kataku.

Saat menerima cobaan berat, yang sering terlupa adalah bersyukur.  Banyak saudara yang menolong dan memberi semangat sekaligus membantu mereka berurusan dengan polisi adalah hal hal yang patut disyukuri.  Banyak hal masih Allah limpahkan pada keluarga itu.

Membesarkan rasa syukur merupakan salah satu cara menolong diri kita sendiri keluar dari jeratan persoalan.  Bila yang tampak besar dalam kehidupan ini adalah nikmat nikmat Allah, maka cobaan dan ujianNya menjadi terlihat kecil.  Hal yang terlihat kecil tentunya lebih mudah kita handle dan atasi. Kita jadi tidak mudah terbenam dalam persoalan.  Bahkan meskipun kita sedang berada dalam persoalan itu, kita bisa melesat keluar dan memandang persoalan itu dari sisi luar, dari situ kita bisa memandang persoalan dari segala sisi, kita juga jadi tahu bagaimana memperlakukan persoalan itu, juga jadi tahu apakah maksud Allah memberi kita cobaan dan ujian itu.  Akhirnya kita bisa tenang karena tahu  hikmahnya.

Pernah mendapat cobaan dan ujian Allah? Mari  hadapi dengan rasa syukur.

Sabtu, 28 Juli 2012

Siapa Bilang Makan Sayur Asem Bukan Urusan Agama ???


Assalamualaikum sahabat,
Maaf yang banyaaak  nyak nyak, lama Indah gak ngeblog. Harap maklum yaaa, soalnya suami sakit. sempat dirawat di RS selama 3 hari.  Sakitnya sih sakit ringan saja , cuma diare, tapi bikin deg degan juga ....... soalnya orangnya gak mau rawat inap ..... Tapi alhamdulillah akhirnya mau juga, mungkin gak tahan sama panas badannya yang gak turun turun......

Jangan sampai sahabatku semua mengalami masuk RS kayak suamiku, gapapa RS gak laku ...... nanti biar jadi pengusaha aja dokter ama perawatnya ...... hehehe mulai error ya Indah.

Diarenya suamiku kira-kira disebabkan oleh makan sayur asem yang diangetin.  Soalnya anggota keluarga yang gak makan sayur asem saat sahur gak menderita apa-apa, tapi suamiku dan pembantu yang makan sayur asem itu, keduanya kena diare dan panas tinggi dalam saat bersamaan.

Sebenarnya aku tahu banget, masak sayur asem di panci alumunium itu gak bagus buat dikonsumsi, mustinya pakai panci stainless stell.  Aku tahu asam akan bereaksi dengan logam aluminium dan membentuk senyawa yang membahayakan lambung dan usus, apalagi bila sayur asemnya diangetin lagi di panci yang sama.

Aku tahu, tapi pembantu baruku yang gak tahu, Indah gak ada di rumah saat peristiwa itu terjadi.

Ingat ayat al quran yang menyuuruh kita memperhatikan makanan yang kita makan : Maka hendaklah manusia memperhatikan makanannya ( QS Abasa ayat 24)

Siapa bilang makan sayur asem bukan urusan agama ???
Saking cintanya Allah pada makhlukNya, sampai urusan makananpun Dia atur.  Allah amat peduli dengan kesehatan dan kebaikan makhlukNya, makanan musti halal dan thayib (baik) ....... kitanya juga musti nurut, karena ini urusan kita sama Allah !!! urusan kita sama cinta Allah ......

Rabu, 18 Juli 2012

Jangan Bekerja Untuk Mencari Uang

Pagi ini aku bersiap pulang ke Malang setelah lima hari pameran di Gasibu Bandung.  Pameran yang amat mengesankan bagiku, juga pameran yang penuh warna hangat persahabatan.

Selama lima hari aku selalu ditemani sahabat-sahabatku bergantian, seringnya sih ramai-ramai dengan 'anak cucu' mereka ..... hehehe.  Rasanya banyak saudara disini, padahal tidak ada ikatan darah dengan mereka.  Rupanya ikatan iman lebih dominan berperan dalam hubungan antar manusia dibandingkan dengan ikatan tali rafia ...... oh, maaf.... ngelantur ya Indah, soalnya capek sih.....


Aku yang kumut-kumut karena kecapean di stand dengan Aden, teh Naovy, Vina dan kang Ogi

Bila ingat bahwa mereka itu sahabat yang ketemunya di internet, rasanya aku sedang diterjunkan Allah ke planet lain.........., lah sebagian dari mereka adalah mantan "orang yang berkelakuan sangat baik"..... hehehe.

Apa yang kuperoleh dari pameran kali ini? Laris, manisnya persahabatan, hikmah, tetap sehat hingga akhir pameran, bisa 5 hari ngeloni Aden, cinta sahabat ..... Banyaaaak sekali pokoknya, oh ada yang ketinggalan, yaitu stand propinsi Jawa Timur (standku loh ini.....hihihi) dapat penghargaan sebagai stand terbaik.


Mukena jumputan ayuku yang laris manis, tersedia warna biru muda-biru tua, ungu muda-ungu tua, pink-ungu, kuning-orange, hijau tua-hijau muda, putih-ungu-pink (seperti di maneqquin itu) . Mau??? Pesan aja di Indah 081 334 334 331, cuma Rp 200.000, ongos kirim gratis untuk pulau Jawa.

Terimakasih Allah, terimakasih bu Firdaus yang mengajakku pameran, terimakasih kang Ogi, kang Jimmy kang Cecep, teh Naovy, A Yayo, teh Eet, teh Ella, teh Etty, Davina, Agra, Agan, Nadilla, Icha, pak Dudie dengan segenap rombongan, Aden sayang ...... dan semuaaa yang aku tidak bisa sebutkan.

Jadi ingat 'petuah klasik'ku ke karyawan, kalau kita bekerja niatnya jangan untuk mencari uang, karena tidak ada satu ayatpun di al qur'an yang menyuruh kita bekerja mencari uang.  Bila kita bekerja niatnya mencari uang, ya cuma uang itulah yang kita peroleh.  Tapi bekerjalah untuk bersyukur, mencari karunia dan keridhaan Allah, maka kamu akan mendapatkan lebih dari sekedar uang.

Pameranku kali ini adalah sebuah kisah nyata betapa kita bisa mendapat lebih banyak hal bila niat kita bekerja adalah untuk mencari keridhaan Allah.

Kebutuhan manusia itu bukan cuma uang, Allah tahu banget ini, makanya kita diperintahkan untuk bekerja untuk bersyukur dan mencari karuniaNya.  Aku sungguh tak bisa bayangkan menjalani pameran yang berat dan melelahkan tanpa cinta dan bantuan sahabat-sahabatku, kira-kira Indah bisa merana karena keringnya kasih sayang ......

Kehangatan dan cinta sahabat adalah salah satu karunia Allah yang amat berharga, sedangkan uang hanyalah alat tukar biar kita gak hidup dengan cara barter...... ya kan???  

Senin, 16 Juli 2012

Romantisme Aden

Selama pameran di Bandung, ada anak ganteng yang selalu setia mengantar dan menjemputku ke stand pameran, siapa lagi kalau bukan Aden.

Begitulah seperti biasanya, di Senin pagi pada hari ketiga pameran, jam setengah sembilan aku sudah duduk di boncengan anak sayangku itu bertemankan hawa dingin Bandung melintas jalan yang sudah tak seramai hari Minggu kemarin.

Tepat di depan pintu masuk pameran dia menghentikan sepeda motornya.

"Oh, ternyata ini jalan raya to?", aku terheran-heran..... baru nyadar kalau di seberang tempatku pameran adalah gedung sate yang dipisahkan oleh jalan raya dengan lapangan Gasibu.

Selama dua hari pameran, jalan raya ini dipenuhi manusia , ada panggung hiburan dan hiruk pikuk aneka kegiatan lomba, sampai aku tidak tahu kalau ini nih yang namanya gedung sate...... Ealah.

Seperti biasanya juga, tiap berpisah dengan anak-anak, mereka selalu menyalami dan mencium tanganku.  Tapi kali ini Aden memberiku kejutan besar, sehabis mencium tanganku dia memanggilku yang sudah meninggalkannya beberapa langkah.

"Ibuk !!", katanya, aku menoleh dan melihatnya melepas helm dengan bahasa tubuh minta dicium.  Aku tertawa lalu mencium kedua belah pipinya.  Tak tahu apa yang dipikirkan beberapa orang yang menyaksikan adegan itu .......

Adegan yang memberiku kejutan manis di pagi itu, memberi semangat baru ......

Aku memang suka mencium anak-anak, walau sudah segede Aden atau sudah menjadi milik orang seperti Zeli.  Rasanya tuh, pipi mereka masih nggemesin kayak bayi ...... hahaha .....

Sering sambil mencium mereka aku bilang ,"Ibuk sayang Aden".  Lalu dia jawab, "Aden juga sayang ibuk".  Kadang bila jawabannya itu-itu juga, aku akan bilang ,"Coba jawab yang lain".  Lalu Aden mengatakan kalimat lain yang membuatku tertawa ...... Tapi sejauh itu, Aden tak pernah minta dicium, baru pada peristiwa di pagi itu .....

Jadi ingat Zeli pernah bilang ,"Buk, ada teman Zeli yang heran lihat Zeli dicium bapak, katanya sih dia gak pernah dicium ayahnya.  Mestinya Zeli ya buk yang heran, masak bapak gak pernah nyium anaknya?"

Zeli boleh heran, wong Rasul saja heran bila ada seorang ayah tidak pernah mencium buah hatinya.

Dari Aisyah radliallahu ‘anha, ia berkata,
“Seorang badui datang menemui Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, lalu berkata, ‘Apakah kalian mencium anak -anak kalian? '
'Demi Allah, kami tidak pernah menciumnya.’
Lalu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,  ’Sungguh aku tidak mampu mencegah jika ternyata Allah telah mencabut sifat kasih sayang dari hatimu.”
(Shahih) – [Bukhari: 78-Kitab Al Adab, 18-Bab Rahmatul Walad Taqbiluhu wa Mu’anaqotuhu. Muslim: 43-Kitab Al Fadha’il, hal. 64]
Dari Abu Hurairah, ia berkata, ”Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pernah mencium Hasan, putra Ali di mana saat itu ada Aqra’ ibnu Habis At Tamimi sedang duduk di samping beliau. Dia lalu berkata, “Saya punya sepuluh orang anak dan tidak pernah satupun dari mereka yang saya cium.”
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam memandangnya dan berkata,
’Siapa yang tidak memiliki sifat kasih sayang, niscaya tidak tidak akan memperoleh rahmat Allah.”


Minggu, 15 Juli 2012

Lelaki Yang Membuat Wanita Tak Mampu Berpaling


"Sini bu, aku bawakan tasnya", katanya padaku..... saat itu kujawab :"Tidak usah".  Kupikir, aku kan wanita mandiri (hiiii ....... kadang-kadang banget !!!)
Tapi lelaki itu memaksa dengan lembutnya dan dengan bahasa tubuh yang membuatku tak mampu menolak tawaran manisnya.
Ketika aku shalat, lelaki itu meletakkan tasku di dekatnya, seolah menjaganya penuh sayang.

Saat aku terlihat lelah sementara tugasku belum selesai, dia menawariku kopi, padahal aku tidak suka kopi.
"Biar lebih segar badannya", katanya, akupun menyetujui usulannya.  Dia menyeberangi jalan untuk menemukan warung kopi dan dia kembali dengan kedua tangan memegang cangkir berisi kopi panas.  Dengan wajah yang selalu tersenyum lembut, dia menyodorkan secangkir padaku.

Saat mendisplay pameran di malam yang gerah dan berdebu, sementara standku masih berantakan, dia bilang :"Ibu duduk saja, biar aku mengerjakan semuanya ".  Dan aku seperti anak kecil yang mematuhi ibunya.  Aku duduk dengan terkantuk-kantuk, sesekali melihat pekerjaannya.


Foto by : Flower Story

Lelaki itu mengingatkanku pada suamiku, type lelaki yang suka memanjakan wanita.  Tapi jangan salah sangka dulu lo ya, dia adalah sahabatku yang menganggapku guru spiritualnya.  Aku tahu dia melakukan semua itu untuk menghormatiku.

Allah yang begitu baik memberiku banyak sahabat yang saling melayani.  Bukan hanya sahabat, bahkan suami tersayangku tahu kalau aku ini wanita aleman yang suka dimanjakan dengan perhatian-perhatian seperti itu.  Dan kurasa semua wanita suka diperhatikan dan dimanja, ya kan?

Suamiku tak malu menenteng tasku agar aku bisa berjalan di sampingnya dengan ringan tanpa dibebani oleh bawaan yang sebenarnya tidak berat.
Bila bepergian dengannya, tugasku hanyalah mengurusi diriku sendiri senyaman mungkin, dia melayaniku dan anak-anak dengan penuh sayang.

Dia tak pernah memintaku memijitinya, bila dia lelah larinya ya ke tukang pijat tunanetra.  Malah dia yang suka memijitiku, walau dia juga dalam keadaan lelah.

Suamiku juga tak pernah memaksaku menjadi wanita sempurna, dia hadir seolah untuk membuatku sempurna.  Dia tak pernah mencelaku atau mencereweti pekerjaanku sebagai ibu rumah tangga.

Bila rumah berantakan, dia tak pernah berkomentar, bila dia bisa bersihkan ya dibersihkannya saja, tak pernah menyuruh-nyuruhku.  Bila aku malas memasak ya kami makan seadanya atau makan di luar, tak pernah dia mempersoalkannya.

Intinya, seorang suami yang ingin istri cantiknya selalu setia, ya ambillah sikap 'melayani', buatlah dia nyaman dan bahagia, semua wanita semandiri apapun pasti luluh hatinya bila diperlakukan bak seorang ratu.  Buatlah dia bahagia menurut 'cara wanita', bukan berdasarkan egoisme lelaki.

Ada kan seorang lelaki yang karena takut kehilangan istrinya, dia jadi posesive, dia melarang istrinya bekerja dan bergaul dengan kaum lelaki, bahkan istrinya tidak boleh punya hp apalagi fb an........ Capek deh !!!  


Jumat, 13 Juli 2012

Pada Hari Ketika Manusia Lari Dari Saudaranya


Pagi tadi, sebelum subuh aku sudah on the way ke bandara Juanda, diantar suami terganteng (hmmm.... dan tersexy....xixixi...). Aku ke Bandung hari ini, naik pesawat pagi, dingin dan ngantuk kujalani saja karena ibu dari dinas koperasi propinsi Jatim yang mengajakku pameran kali ini sudah berpesan untuk berada di bandara jam 6 pagi.


Karena sudah terbiasa tiap subuh baca al qur'an, seperti jam yang sudah waktunya 'berdering', mulutku seperti otomatis melantunkan bacaan al qur'an.  Pagi itu kupilih surat Abasa.


Ayat demi ayat kubaca, maka sampailah aku pada ayat ini :

[80:33] Dan apabila datang suara yang memekakkan (tiupan sangkakala yang kedua),

[80:34] pada hari ketika manusia lari dari saudaranya,

[80:35] dari ibu dan bapaknya,

[80:36] dari istri dan anak-anaknya.

[80:37] Setiap orang dari mereka pada hari itu mempunyai urusan yang cukup menyibukkannya.

Menangis saat sampai pada ayat ini.  Bayangkan bila orang-orang yang kita sayangi, yang selama kita hidup di dunia ini begitu kita jaga dan kita lindungi dengan segenap jiwa raga ..... ketika datang hari itu, kita tak peduli lagi pada mereka.  Bayangkan betapa hebatnya hari itu !!!

Sungguh, mempersiapkan diri kita sendiri dan orang-orang yang kita sayangi untuk menghadapi hari yang tak terelakkan itu menjadi hal yang sangat sangat dan sangat penting.

Teringatku pada ayah ibu suami dan anak-anak. Teringatku pada sahabat-sahabatku yang berada di Bandung, teringatku pada hari yang kita sudah tidak peduli lagi pada ibu bapak anak istri atau saudara. 

Aku begitu merasakan betapa kesempatan hidup di dunia ini menjadi nikmat sekali, karena disini kita masih diberi rasa peduli pada saudara kita. 




Sebelumnya aku tak punya rencana mengunjungi teman-teman di Bandung, inginnya sih merekalah yang datang ke tempat pameran untuk mengunjungiku ..... iiih.... aleman yaaa.  Tapi begitu membaca ayat-ayat tadi menjadikanku begitu merindukan mereka ..... akulah yang harus mendatangi mereka mumpung masih hidup di dunia ini (rasanya hari yang dilukiskan di ayat itu adalah hari yang dekat sekali).  Spontan aku mengirim sms ke kang Ogi bahwa hari ini sebelum mendisplay barang, aku punya kesempatan untuk mengunjungi sahabatku semua.

Tak peduli macetnya perjalanan, aku minta diantar kang Cecep ke rumah kang Ogi di  Cicalengka.  Bertemu teh Naovy, Davina yang centil, kang Jimmy, Agan, kang Cecep .......... Betapa mereka sungguh berharga di mataku, mumpung aku masih diberi kesempatan peduli pada sahabat-sahabatku.

Mengingat ayat yang mengatakan 'pada hari ketika kita lari dari saudara kita', membuat kita begitu menyayangi semua orang, terlebih orang-orang yang dekat di hati.  Terasa sekali getaran kasih sayang itu meskipun pada orang yang baru kukenal.  Menciptakan benang kasih sayang yang begitu lembut dan menghapus segala perasaan negatif pada semua orang.

Sesungguhnya menyayangi karena Allah itu indah dan juga menciptakan kebahagiaan yang tak terlukiskan.  Dan orang yang paling menyayangi kita di dunia ini adalah Rasullulllah Muhammad saw.  Begitu besarnya kasih beliau kepada semua orang, hingga tak punya rasa marah meskipun kepada orang yang setiap hari menghinanya sebagai orang yang gila. Sungguh indah dan mulianya hati beliau.



Rabu, 11 Juli 2012

Memperlakukan Doa Yang Tidak Terkabul

Seorang teman mengeluh kenapa doanya tidak juga terkabul?  Mungkin keluhan seperti ini banyak dialami oleh orang lain juga ..... trus bagaimana semestinya kita menghadapi hal ini?

Yaaaa semestinya kita tidak perlu merasa bahwa doa kita tidak terkabul ...... hehehe..  Lah nyatanya doa kita tidak terkabul kok tidak boleh merasa bahwa doa kita tidak terkabul  ..... hihihi, bingung kan?

Gini nih sahabat,
Sebenarnya kita ini perlu malu sama Allah bila sampai merasa doa kita tidak terkabul.  Coba renungkan nikmat-nikmatNya yang banyak yang kita tak sanggup menghitungnya bila dibandingkan dengan cobaan yang kita bisa menghitungnya pakai jari tangan.

Pernah ditipu orang? satu kali? dua tiga kali paling, atau "ping suwidak jaran" ... nih kata orang jawa yang menggambarkan betapa seringnya ..... Tapi pernah menghitung berapa kali kita bernafas tanpa beli oksigen dalam satu menit saja, kalikan dalam sehari, seminggu, sebulan setahun ..... sepanjang hidup ini.....Itu baru oksigen gratisnya ..... lah hidungnya, lah saluran pernafasan yang normalnya lah mata untuk melihat keindahanNya ....... banyaaak dan tak terdefinisikan nikmat Allah yang sudah di DP kan dimuka dalam kehidupan ini ......lalu balasan apa yang hendak kita haturkan padaNya?

Apakah balasannya berupa keluhan-keluhan tentang doa yang tidak terkabul?  Nah ..... mulai malu kan?

Padahal teman yang mengeluh tentang doa yang tidak terkabul itu punya istri yang salihah dan cantik, punya anak yang normal, sehat dan pintar di sekolah ..... Bandingkan dengan ketabahan seorang ibu yang belum lama ini sms ke aku tentang bayinya yang mengalami sumbatan di saluran empedu yang bila dioperasipun tidak menjamin sembuh.

[QS Ar Rahman 55:13] Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan? 

Bagaimana doa bisa terkabul bila diucapkan dari hati yang kurang bersyukur?  Bila kita orang yang pandai mensyukuri nikmat Allah, tak akan tersisa ruang di hati kita untuk mengeluh tentang doa yang tidak terkabul, karena Allah sudah memberi kita limpahan karuniaNya tanpa kita memintanya.

Disinilah letak rahasianya, mengapa orang-orang tertentu doanya mudah sekali diijabah sama Allah, kadang di detik dia selesai berdoa langsung dapat jawaban yang memuaskan, bahkan baru punya keinginan saja sudah dikabulkan Allah.  Salah satu sebabnya karena hatinya bersih dan penuh syukur kepada Allah.

Hati yang mudah mengeluh adalah hati yang mengingkari nikmat Allah, namanya kufur nikmat ..... Bagaimana Allah mau 'memandang' orang yang tidak menghargai segala pemberianNya yang luar biasa banyak itu ???

Bila kita kufur maka azabNya sangat pedih .....  

Sabtu, 07 Juli 2012

Sebuah Print Out Dari Masa Lalu

Beberapa tahun yang lalu ustadz Virien pernah bercerita tentang keinginannya punya pondok pesantren.  Saat itu dia punya kumpulan anak-anak muda yang sering ngaji bareng yang membutuhkan tempat untuk ngumpul dan mengelola jamaah.

"Pondok pesantren seperti apa? kirim gambarnya ya, aku bantu doakan", kataku lewat sms, diapun mengirim 'gambar' pesantren yang dicita citakannya padaku lewat 'faks batin'. Aku menangkap 'gambar kirimannya' itu sebagai sebuah pondok pesantren yang sederhana, bangunan panggung dari bambu di tengah alam yang sunyi.

Sekarang bila aku ke pesantren Gubug, lalu berdiri di tempat santri mbatik dan memandang ke arah mushala dan aula tempat ngaji yang berupa bangunan panggung dari bambu, jadi seperti melihat 'print out' dari gambar kiriman eyang beberapa tahun yang lalu.  Begitu persis baik bangunan dan lingkungannya yang sunyi, berada di tengah alam dan dikelilingi gunung yang terlihat dekat.

Semua itu membuatku mengambil kesimpulan bahwa kenyataan adalah kombinasi antara cita-cita manusia yang tersimpan di kedalaman hatinya dengan ijin Allah.

Fokus yang ada di kedalaman hati kita begitu ampuh dalam merangkai kenyataan di masa depan, ditambah sebuah dalil bahwa  Allah memenuhi persangkaan hambaNya.  Dua hal ini semestinya membuat kita menyadari untuk pandai-pandai memilih dan memilah perasaan di kedalaman hati kita, mana perasaan yang perlu dibuang, mana yang perlu dipelihara.  Kitapun perlu berhati-hati dan waspada terhadap segala perasaan yang muncul di hati.

Adakalanya perasaan itu begitu kuat padahal kita tahu itu menghancurkan diri kita sendiri, banyak-banyak mengucap taawudz menjadi jawabannya.  Syetan memang selalu membisiki kita dengan segala jalan dan cara untuk menghancurkan manusia. 

Kadangkala paradigma syetan ini beredar juga di masyarakat dan begitu diyakini, contohnya seperti : orang yang bertindak jujur dan benar itu pasti tersisih, orang yang berusaha berjalan lurus di jalanNya itu pasti hidupnya susah, dll.

Jangan-jangan kehidupan nyata yang kita alami sekarang adalah 'print out' dari masa lalu, coba renungkan dan rasakan, apakah kehidupan kita saat ini menyenangkan atau penuh kesulitan?  Lalu lihat kembali apa sih yang pernah anda sangkakan di masa lalu?  Sinkron bukan?  Hati-hatilah dengan perasaan kita karena itulah yang nanti turut berperan dalam membentuk masa depan.

Jumat, 06 Juli 2012

Kisah Kain Yang Bertambah Panjang

Malam ini pulang setelah 4 hari 3 malam di pesantren Gubug.  Ketika suamiku membuka pintu rumah, tertangkap pandang mataku rangkaian bunga di dalam vas yang mengingatkanku akan fashion show yang cukup berkesan hari minggu lalu .......  Tapi oleh-olehku dari Gubug kali ini kurasa lebih mengesankan karena mengandung keajaiban yang susah dilogikakan.

Saat musim liburan sekolah ini aku suka membawa alat dan bahan ketrampilan untuk kuajarkan kepada santri-santri kecil di Gubug.  Minggu lalu aku sudah mengajari mereka membuat peniti jilbab yang menjuntai, minggu ini aku bawakan mereka kain flanel warna warni.

Alni ikut nginap kali ini, karena belum waktunya masuk SD -sekolah barunya-. Senang dan adem rasanya melihat Alni ikut larut dalam kegembiraan anak-anak Gubug yang kuajari membuat aneka boneka gantung, boneka jari dan juga membuat hiasan jilbab dari kain flanel.

"Ada yang mukenanya polos gak ada hiasannya?", tanyaku pada mereka.
"Ada", kata Siti, gadis kecil usia 9 tahunan.
"Ambil, sini bunda ajarin bikin hiasan mukena", kataku. Anak itupun bangkit dan berlari mengambil mukenanya di mushala.

Ketika mukena putih itu dia serahkan padaku, aku jadi ragu, apa mukena ini pantas dikasih hiasan? karena  mukena itu sudah tidak lagi berwarna putih (bahasa jawanya sudah 'mangkak') , kainnya juga kasar dan kaku, rendanya kecil dan jelek.

"Masih punya mukena lagi di rumah?", tanyaku.  Anak itu menggeleng ........ hatiku terjatuh saat itu juga !!

Aku ingat beberapa waktu lalu aku pernah membawa dua dus kain perca dari butik, maksudnya sih buat serbet santri yang mbatik disini.  Kutinggalkan anak-anak itu untuk mengaduk-aduk kain perca sampai menemukan dua potong kain kaos, sisa aku bikin mukena kaos tahun lalu, warnanya putih dan pink, jumlahnya tidak banyak tapi kupikir bisa disatukan jadi satu mukena kombinasi warna yang manis.

Ketika aku potong kain itu ternyata jadi dua mukena anak, yang satu mukena putih dengan kombinasi pink yang satu lagi mukena pink dengan kombinasi putih. Alhamdulillah bisa buat Siti dan Riska, mereka sebaya, tinggal mikirin Dila.  Dila 9 tahun juga, tapi anaknya kecil sak Alni, kupikir nyari kain perca lagi buat Dila gak bakalan sulit karena butuh kain cuma sedikit.

"Yang laki juga buatkan baju koko bunda", kata eyang ketika kuutarakan niatku membuatkan mukena buat santri kecil. 
"Wah, cukup nggak ya kainnya", kataku.
"Kan cuma 2 orang", kata eyang, memang santri kecil disini tinggal 5 orang sejak ada TPQ di dekat rumah mereka.

Sisa kain itupun ku otak-atik ternyata bisa jadi 2 baju koko buat Nardi yang berumur 10 tahunan dan Wandi yang baru 7 tahun. Dua hari aku selesai mengerjakan semua itu dan berniat untuk bersih-bersih, saat itulah kulihat masih ada sepotong kain pink, kulipat dan ku'pasang' di kepala Alni, ternyata panjangnya cukup banget untuk jadi atasan mukena buat Dila, walaupun untuk bawahannya sambungan belakangnya pink depannya putih, gak jadi soal karena atasnya juga pink dengan kerpus kepala warna putih.

Menjelang kepulanganku ke Malang, aku bungkus baju dan mukena lucu lucu itu dalam kertas kado, eyang pesan untuk menyampaikan pada mereka bahwa itu semua hadiah karena mereka ranking 1 disekolah dan rajin mengaji (cuma Wandi yang tidak naik kelas karena terlalu kecil).

Rencana semula pemberian hadiah itu disaksikan oleh eyang dan suamiku, tapi mereka berdua maghrib baru nyampai di butik (mas Hary pemeran di Batu), jadi hadiah-hadiah itu disampaikan olehku bersama santri remaja putra putri  sehabis maghrib, mati lampu pula .....

"Eyang, ada keajaiban yang tidak masuk akal sama sekali, masak dua potong kain yang kukira hanya cukup buat satu mukena, ternyata bisa jadi 5 ", kataku 'menyambut' kedatangan eyang dan mas Hary.

"Iya, sebelum bunda jahit, kain itu sempat aku pasang di tubuhku, hanya cukup buat rok bawahan", kata Nur.  Memang Nur dan Sun sempat memegang kain itu dan mencoba 'memakaikanya' di pinggang mereka.

"Ya, mereka saksinya", kataku.  Bukan hanya aku yang terheran-heran dengan kain yang sedikit tapi cukup buat 5 anak, beberapa santri remaja putri yang mbatik tahu kalau kain itu cuma sedikit.  Kainnya seperti tumbuh, seperti tidak habis-habis saat dipotong.

"Ada hal-hal yang tidak bisa dilogikakan, itulah keuasaan Allah", kata suamiku.
"Bunda jangan heran, Nabi sendiri bisa memeberi makan 70 orang dengan makanan 7 orang", kata eyang.

"Bunda melakukannya tanpa tendensi apa-apa sih", lanjut eyang.
"Aku kan cuma kasihan, menjelang puasa kok mukenanya jelek.  Kan kalau mukenanya baru lebih semangat shalat terawihnya", kataku.

Lagi-lagi ketulusan hati membawa keajaiban yang sangat mencengangkan !!!

Senin, 02 Juli 2012

Alni bertemu Allah

2 juli 2012

Maghrib sehabis berbuka aku mengambil air wudhu, baru saja menginjakkan kaki di kamar mandi, Alni datang  dari masjid dengan wajah riang dan tertawa tawa.  Kalimat yang meluncur dari bibir mungilnya sungguh mengejutkan.

"Buk, shalat itu ternyata enak sekali", katanya, kutatap dua orang gadis kecil di depanku ini dengan takjub, Alni dan Salsa, anak tetangga sebelah.

"Iya? emang kenapa? gak guyon kan shalatnya?", tanyaku ingin tahu.  Tak menggubris pertanyaanku, dia malah berceloteh.

"Alni kayak lihat Allah", katanya.
"Haaa?  Senang sekali dong. Salsa juga?", tanyaku.
"Kalau aku lihat malaikat", kata Salsa.
"Alni lihat malaikat disini dan disini, ditengahnya Allah", kata Alni terpengaruh Salsa.  Ketika Alni ngomong seperti itu spontan ingatanku melayang pada surat al Fajr.

[QS 89:22] dan datanglah Tuhanmu; sedang malaikat berbaris-baris.

"Enak dong, ngomong apa Alni sama Allah?".
"Alni ngomong Halo Allah, halo malaikat, terimakasih sudah memberi Alni makanan", katanya riang sambil berlalu.

Minggu, 01 Juli 2012

Sebuah 'Clue' di Surat Al Mulk (2)

"Maha suci Allah yang ditanganNya segala kerajaan, dan Dia Maha Kuasa Atas Segala Sesuatu".

Sudah aku jelaskan kemarin, bagaimana ayat ini memberi motivasi yang amat besar agar kita berani bermimpi.  Di ayat ini ada urutan yang jelas dan tegas mengenai tahap-tahap pencapaian sebuah mimpi. 

Untuk memiliki sebuah kerajaan (sesuatu yang besar, bisa kerajaan bisnis, jabatan dll dll), maka kita musti suci dulu.  Setelah itu percayalah bahwa Allah akan mendampingi kita mewujudkan mimpi itu karena  Dia Maha Kuasa Atas Segala Sesuatu. 

Ayat ini membuat kita tidak ragu-ragu dalam merumuskan mimpi, bukan karena keyakinan kita akan kemampuan diri sendiri, tapi karena keyakinan kita akan kekuasaan Allah.  Diri sendiri harus merasa tidak mampu, tidak ada daya dan upaya melainkan dengan ijin Allah.

Tapi diri sendiri ini harus percaya bahwa kita diciptakan sebagai makhluk hebat, makhluk sempurna yang bisa mewujudkan apa saja dengan kehendakNya, dengan ijinNya.  Jangan merasa minder gitu loh !!! jangan merasa : aku ini apa sih..... pendidikan rendah, pengalaman nol, modal gak punya !!!  Tapi merasalah bahwa Allah itu adil, Dia menciptakan setiap manusia dengan segala kemampuan, setiap manusia berhak untuk sukses tanpa kecuali.  Keterbatasan yang memberatkan itu bisa minggir dengan kehendakNya karena Dia Maha Kuasa Atas Segala Sesuatu.    Dia sudah memberikan resepnya di al qur'an, yuuuk buka al qur'an setiap hari, renungkan maknanya dan temukan sesuatu yang luar biasa ketika al qur'an itu menstransfer energi, motivasi, dukungan Allah, dan banyak hal yang tak terdefinisikan dengan kata-kata.